London (Antara Bali) - Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
Prof. Djarot S. Wisnubroto, bersama dengan Deputy Director General
Technical Cooperation (DDG TC) dari International Atomic Energy Agency
(IAEA), Dazhu Yang, menandatangani dokumen Country Program Framework
(CPF) Indonesia untuk periode 2016 / 2020.
CPF merupakan kerangka kerjasama Indonesia dengan IAEA yang akan
digunakan sebagai acuan dalam menyusun program dan rencana kegiatan IAEA
Technical Coperation Projects untuk Indonesia, demikian Minister
Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London,
Sabtu.
Penyusunan CPF mengacu kepada program dan prioritas
pembangunan nasional, periode 2016-2020 mengakomodasi elemen
Sustainable Development Goals (SDGs). Dalam dokumen CPF ditetapkan tujuh
area utama kerjasama yakni pangan dan agrikultur, kesehatan, energi,
air dan lingkungan, industri pertambangan bijih timah radioaktif dan
keamanan radiasi serta keselamatan dan keamanan nuklir.
Dalam
sambutannya, DDG TC IAEA, Dazhu Yang, menyampaikan penghargaannya atas
kontribusi dan partisipasi aktif Indonesia dalam berbagai program
kerjasama teknik IAEA. Hasil kegiatan kerjasama dengan Indonesia tidak
hanya bermanfaat bagi end-users di Indonesia tapi juga menjadi acuan
best-practices bagi negara berkembang lainnya.
Disampaikan
Technical Cooperation (TC) IAEA dalam berbagai kesempatan meminta
Indonesia berbagi pengalaman dan alih teknologi ke negara berkembang
lainnya di kawasan Asia dan Afrika.
Sementara itu Kepala BATAN,
Prof. Djarot S. Wisnubroto, menyampaikan terima kasih atas kerjasama
antara Indonesia dengan TC IAEA. Kerjasama tersebut memberikan hasil
konkrit berdampak positif dalam berbagai bidang pembangunan. Indonesia
akan melakukan penguatan kerjasama yang ada, termasuk memberikan bantuan
teknik bagi negara berkembang lainnya dalam payung kerjasama
Selatan-Selatan melalui triangular mechanism dengan IAEA.
Kepala
BATAN juga menyerahkan dokumen Nuclear Energy System Assessment (NESA),
hasil kajian komprehensif program pengembangan energi nuklir, termasuk
aspek daur bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Kajian
NESA dilakukan Indonesia dengan bantuan teknis IAEA melalui program
IAEA INPRO, konsorsium kerjasama melibatkan 36 negara anggota IAEA
dalam pengembangan dan inovasi teknologi PLTN. (WDY)
Indonesia dan IAEA Tandatangani Teknologi Nuklir Damai
Sabtu, 19 September 2015 7:04 WIB