London (Antara Bali) - Lagu Gundul-gundul pacul dan Cublak-Cublak Suweng yang dibawakan kelompok paduan suara pelajar SD-SMP-SMA Nasional I Bekasi, memeriahkan acara "Utrecht Indonesian Day" (UID) diadakan pelajar Indonesia di Belanda yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Utrecht, akhir pekan.
Kelompok paduan suara yang pernah meraih medali emas di ajang festival paduan suara di Cina juga membawakan lagu klasik seperti Edelweis menghibur sekitar 600 pengunjung acara Utrecht Indonesia Day 2015.
Ketua panitia UID 2015, Sarah Ervinda, kepada Antara London, Selasa menyebutkan acara "Utrecht Indonesian Day" (UID) bertujuan memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional yang berada di Provinsi Utrecht, Belanda.
Acara "Utrecht Indonesian Day" (UID) dikemas secara kreatif dengan mengangkat tema natural beauty of Indonesia, Indonesian traditional culture, Indonesian contemporary culture dan acculturation between Indonesian and Dutch (western) culture dihadiri Kuasa Usaha Ad-Interim dari KBRI Den Haag, Ibnu Wahyutomo, dan Dubes Perwakilan Indonesia untuk UNESCO Prof. Dr. T.A. Fauzi Soelaiman.
Dalam sambutannya Prof. T.A. Fauzi Soelaiman menekankan mengenai posisi Indonesia sebagai negara yang kaya akan budaya dalam konteks internasional (UNESCO). Ia juga menjelaskan mengenai peranan penting mahasiswa Indonesia di luar negeri sebagai duta budaya Indonesia.
Selain itu juga ditampilkan Nusantara Student Ensemble (NSE) oleh mahasiswa konservatorium Utrecht, Ardelia dan Deasy yang membawakan lagu Rayuan Pulau Kelapa.
Syafri Bahar membacakan puisi mengenai perjuangan kemerdekaan dan keindahan Kota Makassar. Seusai Puisi, penonton disuguhi dengan tari topeng yang dibawakan penari asal Utrecht, Kania Soeradjibdja.
Sedangkan alunan musik angklung dibawakan warga Indonesia yang tergabung dalam Angklung Eindhoven dengan menampilkan lagu-lagu daerah Indonesia diantaranya Yamko Rambe Yamko dan Manuk Dadali.
Acara Utreacht Indonesia Day juga diisi dengan presentasi Dr. Jan van Dullemen, alumni dari Universitas Utrecht yang menceritakan mengenai karya arsitektur Belanda di Indonesia dibangun selama masa Hindia-Belanda. (I018)