Tabanan (Antara Bali) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Tabanan, Bali merangkul "EnviroPallets" dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Kunti untuk mengajak masyarakat setempat meningkatkan kesadaran akan kebersihan lingkungan.
"Hal itu dilakukan dengan meningkatkan kesadaran menanggulangi sampah yang selama ini kepedulian masyarakat masih sangat rendah," kata Ni Made Ayu Wikarmini dari DKP Kabupaten Tabanan, Senin.
Ia mengatakan hal itu ketika menyosialisasikan kebersihan lingkungan yang mengusung tema "Gerakan Masyarakat Mandiri Peduli Sampah (Gemah Ripah) Bank Sampah" di Kantor Camat Selemadeg Barat, Tabanan.
Ia mengajak masyarakat Tabanan untuk memilah sampah sebagai pekerjaan yang sangat sulit karena menyangkut kebiasaan, budaya dan kepedulian masyarakat.
Tujuan dari sosialisasi untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa sampah memiliki nilai ekonomis dan dapat meningkatkan pendapatan dengan prinsip "3R" melalui sosialisasi Gemah Ripah Bank Sampah.
Prinsip "3R" yakni meliputi pembatasan timbulan sampah (Reduce), pendaur ulang sampah (Recyle), dan pemanfaatan kembali sampah (Reuse)," jelasnya.
Bank Sampah merupakan strategi untuk membangun kepedulian masyarakat agar dapat berteman dengan sampah. Jadi bank sampah tidak dapat berdiri sendiri, namun harus disatukan dengan gerakan 3R.
"Dengan menyatukan bank sampah dengan gerakan 3R akan tercipta kesatuan yang utuh antara warga, bank sampah dan dapat mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau di tingkat masyarakat," ujar Ni Made Ayu Wikarmini.
Ia menjelaskan konsep Bank Sampah merupakan koloborasi dengan perbankan dimana anggota mendapat buku rekening. Di Bank sampah selain sebagai penyelamat lingkungan ada konsep menabung.
"Di Bank Sampah, para nasabah menyetor sampah dan akan mendapat uang sesuai dengan nilai sampah mereka," ujarnya.
Pelaksanaan Bank sampah melalui kegiatan 3R oleh masyarakat meliputi beberapa tahapan. Dalam pelaksanaan Bank sampah ada beberapa tahapan yang dilakukan antara lain pemilahan sampah, pengumpulan sampah, penyerahan ke bank sampah, dan memperbanyak bank sampah.
Oleh karena itu dibutuhkan adanya kesadaran dan kerja sama dari seluruh unsur masyarakat agar program ini dapat berjalan dengan baik, ujar Ni Made Ayu Wikarmini.
Direktur Pelaksana PT. EnviroPallets Bali, Bambang Garnadi menjelaskan, enviropallets sudah memproduksi 100 persen palet plastik dari bahan sampah daur ulang plastik.
Pihaknya juga memiliki visi melestarikan lingkungan hidup dan ekosistem dari dampak sampah plastik, sehingga mendorong produsen dari pabrik-pabrik di Indonesia untuk mengganti palet kayu dengan palet plastik.
Sementara itu Ni Putu Ariani dari LSM Kunti Bhakti mengungkapkan mengenai strategi pemilahan sampah organik dan anorganik.
"Sampah organik dapat digunakan sebagai kompos. Sementara sampah anorganik dapat ditabung di Bank Sampah atau dijual kepada pengepul sampah," ujarnya.
Ia mengharapkan agar setiap desa nantinya dapat membentuk kelompok Bank sampah yang berfungsi menerima menerima sampah dari masyarakat dan mengolahnya sehingga menjadi bermanfaat. (WDY)