Beijing (Antara Bali) - Konsultan wisata selam Kementerian Pariwisata Cipto Gunawan mengatakan Indonesia masih kekurangan pemandu profesional wisata selam, termasuk yang berbahasa Mandarin.
"Semua bisa menjadi pemandu wisata, namun tidak semua bisa menjadi pemandu profesional wisata selam, yang harus memahami teknik menyelam, sehingga turis juga merasa nyaman untuk melakukan aktivitas menyelamnya," katanya kepada Antara di Beijing, Sabtu.
Ditemui usai promosi wisata selam serangkaian pameran wisata bawah air ADEX 2015, Cipto menambahkan diperlukannya pemandu wisata selam yang mampu berbahasa Mandarin itu karena tidak mungkin selalu memakai bahasa isyarat sehingga turis menjadi tidak nyaman.
Terkait hal tersebut beberapa pelaku industri wisata selam harus mendatangkan instruktur dari luar negeri.
"Itu memerlukan biaya juga. Karena itu, lebih baik pemerintah mengizinkan instruktur dari luar negeri untuk mengajarkan teknik menyelam secara profesional kepada para calon pemandu wisata selam di Indonesia, dalam periode waktu tertentu," katanya.
Cipto mengatakan Indonesia memiliki potensi wisata selam yang besar. "Keragaman wisata bahari di Indonesia sangat banyak, jadi perlu didukung sumber daya manusia yang profesional, jika potensi wisata ini ingin lebih diminati," katanya.
Indonesia memiliki panjang pantai sekitar 81 ribu kilometer atau terbesar kedua di dunia. Menurut UNESCO, dari 25 destinasi wisata bahari yang mendapat rekomendasi sertifikat dari "Natural World Heritage Marine Sites", tujuh di antaranya ada di Indonesia, ungkap Cipto.
"Indonesia memiliki 34 lokasi 'diving' terbaik yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Karenanya, dengan meningkatnya jumlah turis Tiongkok ke Indonesia, khususnya yang berminat ke wisata selam, kita harus benar-benar menyiapkan SDM yang siap secara profesional, baik dari segi bahasa maupun teknik menyelam, sehingga turis akan merasa aman dan nyaman," katanya.
Berdasar data Kementerian Parwisata jumlah kunjungan turis mancanegara ke Indonesia pada 2014 tercatat 9,4 juta atau lebih tinggi 8,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan jumlah kunjungan turis Tiongkok pada 2014 tercatat 959.231 orang atau naik sekitar 28,25 persen dibandingkan 2013. Pemerintah berharap tahun ini kunjungan turis Tiongkok dapat mencapai 1,3 juta hingga dua juta orang turis Tiongkok datang ke Indonesia. (WDY)
Indonesia Kekurangan Pemandu Profesional Wisata Selam
Sabtu, 12 September 2015 11:45 WIB