Tabanan (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan, Bali terus memantapkan program bidang pertanian berbasis organik, setelah sebelumnya mencanangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk menyerap produk di sektor hilir.
"Pemkab Tabanan sedang berusaha menyerap berbagai gagasan yang perlu dimantapkan secara global," kata Kepala Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Ida Bagus Wiratmaja, Kamis.
Ia mengatakan hal itu dalam forum curah gagasan di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan yang dihadiri Prof Dwi Andreas Santosa, guru besar Fakultas Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, sekaligus mantan anggota Pokja Tim Transisi Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Selain itu juga hadir Kasubdit Akreditasi dan Kelembagaan dari Direktorat Mutu dan Standardisasi Kementerian Pertanian Ir Ennatha Sri Haryani.
Forum tersebut diharapkan mampu membuka lebih luas peluang apa saja yang bisa diraih dari bisnis pertanian organik sehingga nantinya mampu meningkatkan kemandirian petani dan memberikan nilai tambah produksi pertanian.
"Kami berusaha untuk konsentrasi bidang pertanian, memunculkan gagasan untuk membuat kegiatan yang bermanfaat," ujar Ida Bagus Wiratmaja.
Ia menambahkan, Kabupaten Tabanan sejak lama memfokuskan diri untuk mengembangkan program yang berorientasi pada bidang pertanian, sehingga mampu melahirkan program Gerakan Pembangunan Pangan Serasi atau yang sering disebut Gerbang Pangan Serasi.
Namun salah satu kendala yang dihadapi minat masyarakat untuk bertani semakin luntur, akibat perkembangan sektor pariwisata dan jasa yang semakin menjanjikan.
"Tantangan kami sebetulnya membuat para petani bangga pada pekerjaannya. Sehingga anak-anak muda kita enggan terjun ke bidang ini. Selama ini profesi petani hanya dijadikan pekerjaan nomor dua," ungkapnya.
Padahal jika melihat situasi geografis, ujarnya melanjutkan, Kabupaten Tabanan merupakan daerah terdekatnya seperti Badung dan Denpasar yang menjadi pusat ekonomi dan pariwisata.
"Kami di Tabanan tidak mungkin mimpi sebagai daerah yang besar karena pariwisata seperti Badung atau jasa seperti Denpasar. Sehingga perencanaan kami arahkan ke pertanian," ujar Ida Bagus Wiratmaja. (WDY)