Jakarta (Antara Bali) - Ahli kesehatan menggolongkan penyakit hati
(liver) sebagai pembunuh diam-diam, karena gejala yang timbul akibat
penyakit ini sulit dideteksi.
"Hasil kajian kami menunjukkan, sekitar 30 persen orang yang
menderita penyakit liver tidak menunjukkan gejala," kata General Surgeon
dari Gleneagles Hospital Singapore, Dr. Victor Lee, dalam kampanye
"Operasi Kuning" di Jakarta, Rabu.
Namun, lanjut Lee, sekitar 70 persen menunjukkan gejala dalam
berbagai bentuk, di antaranya jaudince, yakni mata dan kulit nampak
kuning. Kondisi ini umum terjadi karena terlalu banyaknya pigmen warna
kuning dalam darah.
Di samping mata dan kulit, urin penderita juga berwarna gelap
dan tinja berwarna pucat. Ini terjadi karena pigmen warna kuning tidak
sampai ke tinja. Sementara pigmen makin banyak terbuang melalui urin.
Selain
itu, penderita kerusakan hati juga biasanya mengalami gejala mirip flu
seperti lelah, demam, mual, hilang nafsu makan dan nyeri abdomen.
Data WHO pada 2013 menunjukkan, di Indonesia, 70 persen dari 28
juta orang penderita penyakit liver, merupakan penderita hepatitis B.
Kemudian, 10 juta lainnya merupakan penderita fibrosis hati dan 3-5 juta
terkena sirosis hati. (WDY)
Waspadai Penyakit Liver, Si Pembunuh Diam-Diam
Kamis, 20 Agustus 2015 8:36 WIB