Negara (Antara Bali) - Bupati Jembrana I Putu Artha melarang warganya menelantarkan orang tua, karena gejala itu mulai muncul akhir-akhir ini.
"Saya heran dan marah, melihat anak tega menelantarkan orang tua. Padahal apa yang diberikan orang tua kita sejak kecil, tidak terhitung nilanya," katanya saat menghadiri pembentukan kelompok manusia lanjut usia, di Desa Yehsumbul, Kecamatan Mendoyo, Senin.
Ia mengatakan, bentuk menelantarkan orang tua tidak hanya meninggalkan dan tidak mau mengurusnya, tapi juga ada modus tersembunyi dengan cara memisahkan Kartu Keluarga (KK), dan mendaftarkan orang tua sebagai warga miskin agar mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Menurutnya, sikap anak seperti itu tidak baik, dan bisa disebut si anak tidak memiliki moral untuk membalas budi terhadap orang tuanya, yang sudah membesarkan dan mendidiknya.
"Ada juga yang tega menempatkan orang tuanya di kamar kecil di dapur, agar terpisah darinya. Yang jika sakit, anak juga malas mengurusnya," ujarnya.
Dalam kultur masyarakat Bali, katanya, anak laki-laki paling kecil biasanya tinggal bersama orang tua, dan merawatnya sebagai imbal balik kasih sayang yang diberikan orang tua.
Kepada puluhan warga lanjut usia di Desa Yehsumbul, ia mengimbau, kelompok yang mereka bentuk tidak hanya digunakan untuk kegiatan yang bersifat ekonomis, tapi juga tempat berbagi cerita dan pengalaman antar mereka.
"Kami sangat memperhatikan warga yang berusia lanjut, khususnya pelayanan di bidang kesehatan. Manfaatkan program kesehatan pemerintah, seperti pemeriksaan gratis di Puskesmas, agar bapak dan ibu sekalian sehat," katanya.(GBI)