Negara (Antara Bali) - Kelangkaan gas elpiji ukuran tiga kilogram di Kabupaten Jembrana, Bali belum teratasi, karena suplai ke pengecer masih dibatasi.
Beberapa pengecer elpiji di Desa Pengambengan, Kecamatan Negara yang wilayahnya cukup jauh dari kota mengatakan, pasokan elpiji untuk mereka belum kembali normal.
"Saya hanya mendapatkan jatah 10 tabung setiap tiga hari. Padahal dulu, berapapun tabung yang habis di toko saya, seluruhnya diganti dengan yang isi," kata Wati, salah seorang pengecer elpiji di Desa Pengambengan, Kamis.
Ia mengatakan, dengan jatah yang terbatas dari agen tersebut, jauh dari mencukupi untuk melayani warga yang membutuhkan elpiji tiga kilogram.
Sebagai pengecer, pihaknya tidak tahu pasti penyebab kelangkaan gas elpiji tiga kilogram ini, termasuk adanya warga yang berpindah dari tabung ukuran 12 kiligram ke tiga kilogram.
"Kalau warga sini dari dulu ya pakai yang ukuran tiga kilogram. Saat belum ada pembagian elpiji tiga kilogram dari pemerintah, kami menggunakan kayu bakar atau kompor minyak tanah," kata Alfina Laila, salah seorang warga di desa pesisir tersebut.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian Dan Koperasi Jembrana I Made Yasa saat dihubungi teleponnya untuk dikonfirmasi, tidak mengangkat meskipun handphonenya aktif.
Namun beberapa waktu lalu, bersama Pertamina, dinas ini melakukan operasi pasar yang disebar di setiap kecamatan.
Wakil rakyat di DPRD Jembrana yang mendatangi stasiun pengisian gas elpiji (SPBE) di Desa Pangyangan, Kecamatan Pekutatan mendapatkan penjelasan, jatah dari Pertamina untuk stasiun tersebut tidak berkurang, sehingga kelangkaan elpiji tiga kilogram diduga karena jumlah warga yang memakai elpiji subsidi tersebut bertambah. (WDY)