Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong Tim Penggerak PKK di daerah itu untuk gencar menyosialisasikan bahaya kanker serviks kepada masyarakat.
"Tim Penggerak PKK bersama-sama dengan seluruh lintas sektor baik pemerintah maupun swasta harus semakin gencar melakukan sosialisasi sehingga dapat menekan jumlah kematian kaum perempuan," kata Pastika saat Pencanangan Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Serviks, di Denpasar, Jumat.
Kanker serviks, ucap dia, merupakan penyakit terganas kedua bagi kaum wanita setelah kanker payudara, dan penyebab kematian ketujuh terbesar di Indonesia. Setiap harinya sekitar 20 orang yang harus meregang nyawa akibat penyakit kanker ini di Indonesia.
"Dengan adanya program ini, kami harapkan dapat mencegah dan mendeteksi lebih dini para pengidap kanker tersebut agar bisa mengurangi angka kematian," ujarnya.
Pastika menambahkan, pencegahan penyakit sebetulnya dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan disiplin melakukan tes Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) dan "pap smear" selain pula menerapkan gaya hidup sehat. Bila hal tersebut dilakukan dengan baik, dia yakin kanker ini dapat ditekan.
Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Koordinator Bali Ayu Pastika mengatakan program nasional gerakan pencegahan deteksi dini kanker serviks pada perempuan Indonesia melibatkan peserta dari seluruh Tim Penggerak PKK Provinsi yang berperan melakukan pendataan warga calon peserta IVA tes serta menyosialisasikan kepada TP PKK kabupaten/kota terkait pelaksanaan dan syarat untuk menjadi peserta IVA tes.
"Program ini merupakan program nasional yang harus kita terapkan di masyarakat guna memerangi kanker serviks, agar warga kita terutama kaum perempuan usia produktif lebih peka terhadap bahaya kanker serviks," ujarnya.
Ayu Patika mengemukakan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menunjukkan kanker serviks menjadi salah satu penyebab kematian nomor tiga di dunia. Untuk di Indonesia sendiri setiap tahunnya terdekteksi lebih dari 15 ribu kasus kanker serviks, dan ini menjadikan Indonesia negara dengan jumlah penderita kanker serviks tertinggi di dunia. Angka pemeriksaan kanker di Indonesia baru sekitar 5 persen dari idealnya 80 persen.
Dia menambahkan, kegiatan gerakan deteksi dini kanker serviks 2015-2019 adalah dengan melaksanakan pencatatan dan pelaporan dari masing masing daerah yang dilakukan secara rutin setiap bulan sehingga diketahui data yang ada. Kegiatan ini dilakukan dengan memanfaatkan Tim Penggerak PKK untuk memuktahirkan data.
Usai pencanangan gerakan itu, Gubernur Bali dan Ayu Pastika berkesempatan meninjau pemeriksaan kanker serviks dengan metode IVA. (WDY)
Gubernur Bali Dorong PKK Sosialisasikan Kanker Servik
Jumat, 24 April 2015 20:13 WIB