Palu (Antara Bali) - Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Polisi
Badrodin Haiti mengantisipasi aksi balas dendam dari simpatisan dan
kelompok teroris terkait tewasnya dua terduga teroris dalam dua hari
belakangan ini.
"Kita meningkatkan pengamanan di
tempat-tempat tertentu dan meminta masyarakat lebih berwaspada," kata
Badrodin Haiti di Palu, Sabtu malam.
Saat ini Polri masih
menggelar Operasi Camar Maleo dengan pasukan sekitar 1.000 orang yang
bertugas menangkap kelompok teroris dan memutus jaringannya.
Selama operasi sejak 26 Januari 2015, polisi menemukan sejumlah barang
bukti berupa senjata, bahan peledak, peluru, dan beberapa peralatan
elektronik.
Wakapolri juga mempertimbangkan akan memperpanjang Operasi Maleo mengingat kelompok teroris kian terdesak.
Pada Januari 2015, polisi menangkap enam orang yang merupakan
jaringan kelompok teroris di Kabupaten Poso. Akibat penangkapan itu,
kawanan teroris yang selama ini bersembunyi di hutan membunuh tiga warga
sipil yang kebetulan beragama Kristen.
Berdasarkan keterangan saksi, aksi pembunuhan tersebut didasari dendam atas tertangkapnya enam orang sebelumnya.
"Kita antispasi itu dengan meminta masyarakat lebih waspada," kata Badrodin.
Saat ini polisi terus mengejar kawanan teroris yang diduga masih berada di perbukitan di Kabupaten Parigi Moutong.
Selama 2014, Polri telah menangkap 24 terduga teroris di wilayah
Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan pada 2015, tertangkap 12 orang, dua
di antaranya meninggal dunia.
Kedatangan Badrodin Haiti
tersebut, selain kunjungan kerja, juga untuk memberi semangat anggota
Polri yang bertugas agar bisa melakukan tugasnya secara efektif.(WDY)
Polri Antisipasi Balas Dendam dari Simpatisan Teroris
Minggu, 5 April 2015 21:09 WIB