Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Nyoman Suyasa mengatakan pihaknya akan memfasilitasi terkait adanya hambatan oleh sekolompok warga mengenai penyaluran aliran listrik ke pembangkit di Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng.
"Tadi kami sudah melakukan rapat Komisi III yang membidangi pembangunan. Pembahasan tersebut menyangkut ketersediaan daya listrik di Pulau Dewata," katanya di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan rapat tersebut lebih fokus membahas, bagaimana jalan keluar untuk mengatasi kekurangan pasokan daya listrik tersebut.
"Kita menyadari dari ketersediaan daya listrik di Bali masih kurang. Apalagi ada kendala pemasukan listrik melalui saluran udara tegangan tinggi (Sutet) oleh sekolompok warga ke pembangkit di Celukan Bawang, Buleleng. Tentu ini menambah permasalahan baru dalam penyediaan daya energi," ucap politikus Partai Gerindra.
Oleh karena itu, kata dia, Komisi III berencana akan memfasilitasi pertemuan tersebut, antara investor, warga masyarakat yang melakukan penolakan, dan dari PLN.
"Kami jadwalkan pertemuan itu akan diselenggarakan pada 2 Maret mendatang yang akan menghadirkan pihak investor, PLN, kelompok warga yang menolak dan Bupati Buleleng," ucapnya.
Berdasarkan data dan informasi PT PLN Distribusi Bali, bahwa cadangan listrik untuk wilayah Pulau Dewata sangat rawan, karena itu ke depannya perlu memikirkan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan.
Sebelumnya, Humas PT PLN Distribusi Bali Wayan Redika menjelaskan 850 megawatt (MW) yang dimiliki dari empat sirkit jabel laut Jawa-Bali sebesar 340 MW. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gilimanuk 130 MW, PLTD Pemaron (Buleleng) 88 MW, dan PLTD Pesanggaran Kota Denpasar sebesar 292 MW.
"Beban puncak yang terdata itu sebesar 781 MW, Sedangkan pasokan listrik dari PLRG Gilimanuk berkurang karena ada perawatan. Akibatnya pasokan berkurang menjadi 720 MW," katanya.
Sehingga saat ini, kata Redika, Bali defisit listrik sebesar 60 MW, sehingga langkah diambil PLN Bali dilakukan pemadaman bergilir selama sembilan hari, sejak 21 Februari hingga 1 Maret 2015.
"Ya akibat defisit daya listrik, maka kami terpaksa melakukan pemadaman bergilir di seluruh Bali," katanya. (WDY)