Negara (Antara Bali) - Pemkab Jembrana membangun sistem ketahanan pangan terpadu, yang melibatkan pemerintah maupun petani lewat kelompoknya atau yang di Bali dikenal dengan istilah subak.
"Subak harus dilibatkan dalam program ketahanan pangan. Tidak hanya meningkatkan produksi padi, tapi juga terkait alih fungsi lahan pertanian," kata Bupati I Putu Artha, saat ikut menanam bibit padi di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Minggu.
Kepada dinas terkait, ia memerintahkan, setiap alih fungsi lahan pertanian harus mendapatkan rekomendasi terlebih dahulu dari subak setempat.
Menurutnya, subak merupakan organisasi adat yang lebih tahu kondisi lahan yang masih produktif, sehingga tidak bisa dialih fungsikan.
"Dinas terkait maupun subak harus tegas. Kalau memang tidak boleh sampaikan tidak boleh, rekomendasi yang diberikan jangan berubah-ubah, ujarnya.
Sementara untuk peningkatan produksi gabah, ia mengatakan, pihaknya memberikan subsidi pupuk, bantuan benih dan memperbaiki saluran irigasi.
Untuk menjaga harga gabah agar tetap stabil saat panen raya, ia mengaku, Pemkab Jembrana mengalokasikan dana talangan Rp5 miliar, yang diserahkan kepada KUD untuk membeli gabah petani.
"Dengan berbagai program pertanian yang sudah kami luncurkan, saya targetkan produksi gabah mencapai tujuh ton setiap hektarenya," katanya.
Ia mengatakan, peningkatan produksi dan kesejahteraan petani, merupakan satu kesatuan dari program pemerintahannya, untuk pemberdayaan masyarakat lewat optimalisasi potensi yang sudah ada.(GBI)
Pemkab Jembrana Bangun Sistem Ketahanan Pangan Terpadu
Minggu, 8 Februari 2015 18:58 WIB