Jakarta (Antara Bali) - Kementerian Perhubungan memaparkan kronologi
penemuan kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501 dengan menggunakan Kapal
Negara (KN) Jadayat.
Direktur Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub,
Tonny Budiono di, Jakarta, Jumat, mengatakan pada Minggu 28 Desember
2014, enam armada langsung menuju lokasi kejadian, ke enam armada
tersebut di antaranya, KN Andromeda, KN Alnilam, KN Mitra Utama, KN
Alugara, KN Sarotama dan KN Trisula.
Sedangkan, lanjut dia, lima armada lainnya, yakni KN Jadayat, KN
Chundamani, KN Bima Sakti Utama, KN Arcturus dan KN Mithuna, berangkat
pada 29 Desember 2014.
"Pada hari ke-10 (6/1), pencarian KN Jadayat mulai ditugaskan secara
khusus untuk melakukan pencarian black box pesawat AirAsia QZ8501,"
katanya.
Tonny mengatakan KN Jadayat bergerak menuju koordinat yang
ditentukan diiringi oleh KN Andromeda dan KN Alugara serta dibantu oleh
tim KNKT Singapura, tim ahli Marine and Port Authority (MPA) Singapura.
KN Jadayat juga dilengkapi dengan alat pendeteksi kotak hitam, yakni
"pinger locator" dan "robotic operated vehicle" untuk mengambil bisual
gambar di dasar laut.
"Pada 7 Januari 2015 pukul 08.30 alat pinger locator menangkap
sinyal suara ping sebanyak dua ketukan yang menandakan kotak hitam
berada di lokasi tersebut," katanya.
Kemudian, lanjut Tonny, Tim MPA Singapura melakukan survei dengan
"side scan sonar" untuk mendapatkan bentuk objek di bawah laut dan
menindaklanjuti hasil survei dengan menggunakan "pinger locator".
"Keesokan harinya, 8 Januari, sayangnya laut Selat Karimata tidak
bersahabat untuk menurunkan tim penyelam, gelombang mencapai tiga hingga
empat meter," katanya.
Tonny mengatakan meskipun demikian, pencarian tetap dilakukan hingga
pada 11 Januari 2015, sinyal ping yang diterima oleh ping locater
menunjukkan sinyal "beacon black box" terkuat pada titik yang dimaksud.
"Benda yang diduga kotak hitam itu terhalang seprihan pesawat,
sehingga untuk memastikan kebenarannya tim akan melakukan penggeseran
serpihan pesawat menggunakan balon," katanya.
Pada Senin, 12 Januari 2015 pukul 05.00 KN Jadayat kembali bergerak
ke lokasi, penyelaman pertama mengarah ke bagian ekor C.77, pada 07.15
tim penyelam kedua, yakni Serda Rajab Suwarno dari Dinas Selam Bawah Air
Armada Timur (Armatim) berhasil mengangka salah satu bagian kotak
hitam, yakni flight data recorder (FDR).
Pada pukul 09.10, kotak hitam dibawa ke KRI Banda Aceh oleh KNKT dan
pada 13 Januari, tim kembali menemukan "cockpit video recorder"
ditemukan di sekitar 15-20 ke arah barat daya ditemukannya FDR.
"KN Jadayat juga memasang special mark yellow light buoy di dekat
lokasi ditemukannya serpihan badan, sebagai penanda bagi keluarga korban
yang mungkin akan melakukan tabur bunga," katanya. (WDY)
Kemenhub Paparkan Kronologi Penemuan Kotak Hitam AirAsia
Sabtu, 17 Januari 2015 11:06 WIB