Denpasar (Antara Bali) - Subsektor perikanan yang meliputi usaha penangkapan ikan dan budidaya perikanan di Bali mulai naik daun, karena produksinya laku keras untuk memenuhi konsumsi masyarakat setempat, di samping sebagai matadagangan ekspor.
"Kondisi itu menyebabkan peran subsektor perikanan terhadap pembentukan nilai tukar petani (NTP) pada bulan Desember 2014 turun 2,05 persen dibanding bulan sebelumnya," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panusunan Siregar di Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, NTP subsektor perikanan sebesar 102,10 persen pada Desember 2014, turun dari bulan sebelumnya yang tercatat 104,24 persen
Penurunan tersebut akibat naiknya indeks yang diterima petani (Lt) lebih rendah dari pada kenaikan indeks yang dibayar petani (lb).
Kenaikan indeks yang diterima petani mencapai 0,79 persen didorong oleh naiknya indeks pada kelompok penangkapan ikan sebesar 0,84 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 0,69 persen.
Panasunan Siregar menambahkan, pada kelompok penangkapan ikan, komoditas yang mengalami kenaikan harga antara lain ikan tongkol, cakalang, tenggiri dan kerapu.
Sedangkan pada kelompok perikanan budidaya antara lain rumput laut, ikan mas, lele dan nila. Kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani sebesar 2,90 persen akibat adanya kenaikan biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 2,91 persen.
Subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP Bali. Empat lainnya meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan.
Dari lima komponen tersebut seluruhnya mengalami penurunan dan satupun tidak ada yang mengalami peningkatan, ujar Panasunan Siregar. (WDY)
Sektor Perikanan Bali Mulai Naik Daun
Selasa, 6 Januari 2015 12:22 WIB