Denpasar (Antara Bali) - Pionir pariwisata Bali, Ida Bagus Kompiang (Ida Pedanda Gde Ngurah Karang) dari Geriya Tampak Gangsul Denpasar meninggal dunia Jumat siang (19/12).
"Pria yang dilahirkan di Kota Singaraja 11 April 1927 itu meninggal dalam usia 87 tahun banyak berkiprah dalam kemajuan pariwisata Bali," kata Pengamat Pariwisata Bali yang juga guru besar Universitas Udayana Prof Dr Nyoman Darma Putra di Denpasar, Sabtu.
Darma Putra yang pernah menulis buku biografi almarhum menjelaskan, Bali kehilangan salah seorang tokoh terbaik bidang pariwisata.
Ida Bagus Kompiang semasa hidupnya bersama istrinya AA Mirah Astuti Kompiang adalah putra daerah yang pertama kali membangun hotel di Pantai Sanur.
Darma Putra, penulis biografi almarhum tahun 2012 berjudul "Ida Bagus Kompiang-Anak Agung Mirah Astuti: Pasangan Pionir Pariwisata Bali" yang mengisahkan perjalanan hidup Ida Bagus Kompiang dan keluarganya dalam merintis usaha pariwisata.
Selain itu juga mengulas pengabdiannya dalam organisasi sosial seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) dan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).
Menurut Darma Putra, sosok Ida Bagus Kompiang mendirikan Hotel Segara Village tahun 1956, sepuluh tahun lebih dulu dari pada berdirinya Hotel Bali Beach (GBB) Sanur.
Hotel Segara Village masih terus hadir dan eksis dengan kategori bintang empat sampai sekarang. Sejak awal kehadirannya, Hotel Segara Village menciptakan program malam kesenian yang disebutkan dengan "Bali Night".
Hotel tersebut mementaskan kesenian Bali dan wisatawan mancanegara menikmati hiburan sambil menikmati suguhan makan malam.
Ida Bagus Kompiang yang telah "didwi jati" menjadi pemimpin ritual umat Hindu (Pedanda) mendapat kepercayaan dari Pemerintah Pusat tahun 1960 untuk memimpin rombongan kesenian Bali mengadakan promosi ke luar negeri.
"Program `Indonesia Floating Fairs` (pameran dagang dan wisata di atas kapal laut), dengan tujuan Hawaii, Jepang, Hong Kong, Filipina, Thailand, dan Singapura," ujar Darma Putra.
Tim kesenian Bali dari Sanur tampil di berbagai kota besar di mancanegara mempromosikanseni budaya dan pariwisata Bali.
Sossok Ida Bagus Kompiang juga tokoh pertama yang merintis pendirian organisasi PHRI Bali dan menjadi pemimpinnya. Beliau juga pernah bertahun-tahun menjadi Ketua LVRI (Legiaun veteran Republik Indonesia) Cabang Bali.
Semasa hidupnya, Ida Bagus Kompiang mendapat kepercayaan menjadi konsul kehormatan beberapa negara Skandinavia seperti Swedia, Norwegia, Finlandia, dan Denmark. Posisi sebagai konsul kehormatan itu diteruskan oleh anak dan cucunya atas jasanya,
Pemprov Bali melalui Dinas Pariwisata Bali memberikan anugerah "Karya Karana Pariwisata" sebagai pelopor, tahun 2003.
Jasa Ida Bagus Kompiang dalam pembangunan awal pariwisata Bali sangat besar. Beliau memainkan peranan penting sebagai peletak dasar bentuk pariwisata yang bertolak dan melestarikan kebudayaan.
Selain itu adalahtokoh panutan, karena jasanya dan kesuksesannya mecetak generasi penerus bisnis pariwisata dalam keluarganya. Putra sulungnya, Ida Bagus Ngurah Wijaya, tidak saja sibuk menjalankan bisnisnya, tetapi setia mengabdi dalam organisasiprofesi seperti menjadi ketua BTB/GIPI.
Lebih dari itu, dalam jenjang terakhir hidupnya, Ida Bagus Kompiang mengabdikan diri sebagai pedanda dan mendharmabhaktikan waktu dan tenaganya membangun Bali lewat dunia spiritual keagamaan.
"Saya bersyukur bisa menulis biografi beliau sehingga bisa membagikan pengalaman dan perjuangan beliau kepada publik lewat buku. Sejarah pariwisata Bali dalam 50 tahun terakhir, sebagian bisa dilihat dari kiprah Ida Bagus Kompiang," ujar Darma Putra yang juga Ketua Program Studi S-2 Kajian Pariwisata Universitas Udayana. (WDY)