Denpasar (Antara Bali) - Serikat Pekerja Pariwisata Kabupaten Badung, Bali, akan menyatukan persepsi dengan pengusaha perhotelan dan restoran untuk bersama-sama memprotes kebijakan pemerintah yang melarang pegawai negeri sipil rapat di hotel.
"Untuk melakukan protes itu, kami perlu menyatukan persepsi dulu dengan pengusaha sehingga bisa bersama-sama mengajukan surat protes kepada Presiden Jokowi sehingga larangan itu tidak hantam kromo," kata Ketua Serikat Pekerja Pariwisata Kabupaten Badung, Putu Satyawira Marhendra di Denpasar Selasa.
Kebijakan yang melarang PNS rapat di hotel, sangat merugikan bagi Bali yang mengandalkan pertumbuhan ekonominya dari sektor pariwisata, begitu juga daerah lainnya di nusantara yang memiliki potensi besar dalam usaha pelancongan.
Pekerja maupun pengusaha perhotelan dan restoran di Pulau Dewata sebenarnya sudah kenyang dengan kejutan-kejutan, kata dia sambil menggambarkan peristiwa bom Bali pertama yang memporakporandakan kawasan wisata Kuta.
Peristiwa itu sangat merugikan Indonesia terutama Bali, karena perekonomiannya melorot tajam akibat tidak ada turis yang datang. Pemerintah kala itu berupaya menghidupkan perekonomian masyarakat dengan mengarahkan pertemuan-pertemuan ke Bali.
Pertemuan tingkat nasional maupun internasional diarahkan supaya berlangsung di hotel-hotel di Pulau Dewata, sehingga perekonomian rakyat berkembang sebab sektor industri kecil, hasil pertanian, perikanan dan peternakan terserap oleh kegiatan tersebut.
Putu mengatakan, jika kegiatan berupa pertemuan PNS dilarang di Bali, bisa mematikan perekonomian daerah ini, oleh sebab itu, serikat pekerja berupaya bisa bergabung dengan pengusaha perhotelan untuk mengajukan protes kepada pemerintah pusat.
Untuk mengajukan protes itu perlu bertemu dulu dengan pengusaha, bagaimana sebaiknya sehingga bisa berlangsung dengan baik, tenang dan damai sehingga bisa diterima semua pihak tentu dengan harapan semua yang punya kepentingan terpenuhi, kata dia.
Para pekerja sektor pariwisata tidak akan menempuh unjuk rasa ke jalan, sebab lebih baik semua permasalahan yang muncul dibicarakan bersama ntuk dicarikan jalan keluarnya, demikian Putu. (WDY)