Jakarta (Antara Bali) - CEO Rusia-Indonesia Bisnis Council Michael Kuritsyn mengatakan bahwa Rusia sedang mencoba membangun hubungan perdagangan baru dengan Indonesia melalui penawaran Global Navigation Satellite System (Glonass) untuk memonitor perairan luas.
"Glonass ini dapat membantu pemerintah baru Indonesia untuk mengembangkan daerah maritimnya yang sangat kaya," kata Kuritsyn dalam kunjungannya ke Jakarta, Rabu (29/10).
Kuritsyn menjelaskan bahwa Glonass Rusia merupakan sistem navigasi satelit global yang mampu menyediakan ketepatan data, ukuran, posisi, serta pergerakan yang sudah digunakan Rusia selama 40 tahun dalam memantau sejumlah sektor di negara kekuasaan Presiden Putin itu.
Sistem navigasi satelit global yang ditawarkan Rusia ini, menurut Kuritsyn, berguna untuk melakukan pemetaan pada laut Indonesia, walaupun dapat juga dipakai untuk darat.
Dengan jangkauan rangkaian satelit yang luas, Glonass mampu menunjukkan penyebaran ikan yang tersebar di perairan nusantara.
Selain itu, sistem navigasi ini juga dapat dimanfaatkan untuk menampilakan posisi para penangkap ikan ilegal yang menjadi permasalahan laut Indonesia sejak lama.
Kuritsyn menuturkan bahwa teknologi pengembangan Rusia ini dapat bekerja lebih baik daripada Global Positioning System (GPS) yang dimiliki Amerika Serikat, karena menawarkan kemampuan navigasi yang lebih rinci.
"Jarak navigasi yang dapat ditangkap sistem ini mencapai 1 meter, sedangkan GPS hanya merekam pada jarak 3 meter, dimana hal ini merupakan salah satu keunggulan yang ada pada Glonass," ujar Kuritsyn kepada Antara.
Penawaran Glonass ini juga dikatakan Kuritsyn sebagai pemberian dukungan dari Pemerintah Rusia terhadap usaha Pemerintah Indonesia dalam membangun dunia Archipelago yang menjadi salah satu program dari Presiden Joko Widodo. (WDY)