Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank
di Jakarta pada Rabu pagi bergerak menguat sebesar 14 poin menjadi
Rp12.155 dibandingkan posisi sebelumnya Rp12.169 per dolar AS.
"Mayoritas data AS yang di bawah ekspektasi memicu pelemahan dolar
AS sehingga membuka ruang untuk penguatan bagi rupiah," kata Kepala
Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra.
Ia mengemukakan data durable goods AS yang masih di bawah
ekspektasi menambah kekhawatiran tentang ekonomi nomor satu dunia itu.
Departemen perdagangan AS merilis pesanan durable goods September menurun 1,3 persen.
"Kondisi itu memunculkan ekspektasi bahwa the Fed diperkirakan
tidak akan menaikkan suku bunganya (Fed rate) sebelum pertengahan 2015
di tengah data ekonomi AS yang beragam," katanya.
Menurut dia, jika the Fed masih mempertahankan suku bunga rendahnya
untuk waktu yang belum dipastikan, maka reaksi pasar kemungkinan akan
melepas dolar AS.
Sementara itu, Kepala Riset Woori Korindo Securities Indonesia Reza
Priyambada menambahkan menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal
(FOMC) dan beberapa data AS yang bervariasi, membuat dolar AS mengalami
depresiasi.
"Kendati demikian, laju rupiah masih terbatas seiring dengan
kenaikan harga bahan bakar minyak subsidi yang diperkirakan tertunda,"
katanya.(WDY)
Rupiah Menguat di Posisi Rp12.155 per Dolar
Rabu, 29 Oktober 2014 10:58 WIB