Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali optimistis pemberlakuan pasar tunggal dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 2015 akan meningkatkan peluang lebih besar untuk ekspor kerajinan kayu dari Pulau Dewata.
"Untuk kawasan ASEAN karena sifatnya komunitas maka kami berharap bisa lebih banyak menyerap ekspor karena tidak ada batasan lagi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi di Denpasar, Rabu.
Menurut dia, 10 negara ASEAN belum menerapkan adanya kebijakan ketat terkait sistem verifikasi legalitas kayu atau SVLK untuk kerajinan kayu.
Selama ini, lanjut dia, Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa sebagai negara pasar ekspor utama menerapkan instrumen yang ketat terkait kayu yang digunakan dalam produk kerajinan kayu ekspor itu.
Di sisi lain, Kusumawathi menambahkan bahwa pihaknya telah mengantongi SVLK yang dimiliki oleh 56 eksportir kerajinan kayu dari Pulau Dewata yang juga diharapkan menjadi modal besar pelaku usaha untuk memasuki pasar ASEAN.
"Eskpor kayu atau barang tahun depan saya tidak khawatir lagi karena instrumen SVLK itu merupakan kekuatan besar yang dimiliki. Sekarang tinggal penetrasi pelaku pasar," ucapnya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa sebagian besar ekspor dari Bali ke 10 negara ASEAN merupakan produk kerajinan.
Sejak tahun 2009 hingga 2013, total nilai ekspor dari Pulau Dewata menuju negara di Asia Tenggara itu meningkat 11,35 persen per tahun.
Pada tahun 2009, total nilai ekspor Bali ke ASEAN sebanyak 10.653.098 dolar Amerika Serikat. Sedangkan tahun 2013 meningkat menjadi 16.144.390 dolar AS.
Peningkatan nilai ekspor itu sebagian besar didominasi oleh negara Malaysia, Thailand dan Vietnam yang menunjukkan tren peningkatan.
Sedangkan periode Januari-Juli 2014, total nilai ekspor ke ASEAN mencapai 10.900.922 dolar AS atau naik sebesar 55,28 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2013 yang mencapai 7.020.058 dolar AS. (WDY)
MEA Tingkatkan Peluang Ekspor Kerajinan Kayu Bali
Rabu, 24 September 2014 14:59 WIB