New York (Antara Bali) - Harga minyak mentah global turun pada Senin
(Selasa pagi WIB), karena para pedagang khawatir tentang kekuatan
permintaan terutama di Tiongkok menjelang rilis data penting manufaktur.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate
(WTI) untuk pengiriman Oktober, turun 89 sen dari tingkat penutupan
Jumat (19/9), menjadi 91,52 dolar AS per barel ketika kontrak berjangka
Oktober berakhir, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November, patokan
Eropa, merosot 1,42 dolar AS menjadi menetap di 96,97 dolar AS per barel
di perdagangan London.
"Pasar minyak berada di bawah tekanan jual baru," kata Tim Evans, seorang analis di Citi Futures.
Evans mengatakan bahwa Brent "menanggung beban penjualan karena
kekhawatiran Tiongkok, konsumen energi terbesar di dunia, akan lambat
untuk merangsang ekonominya."
Pedagang bersemangat menunggu rilis indeks pembelian manajer (PMI)
HSBC untuk sektor manufaktur Tiongkok pada September sebagai petunjuk
tentang kesehatan perekonomian.
Desmond Chua, analis CMC Markets di Singapura, mengatakan data PMI
Tiongkok akan datang setelah beberapa laporan ekonomi muncul di bawah
ekspektasi.
Data buruk lainnya "akan menggarisbawahi pelemahan dalam perekonomian Tiongkok," kata dia.
Melemahnya data perumahan pada Senin di Amerika Serikat, konsumen
minyak mentah terbesar dunia, juga mempersuram prospek permintaan.
Penjualan "existing homes" (rumah yang sebelumnya telah dimiliki
atau rumah yang sudah dibangun sebelumnya selama satu bulan atau dikenal
juga dengan home resales) di AS secara tak terduga melambat pada
Agustus setelah empat bulan berturut-turut naik, menurut National
Association of Realtors. (WDY)
Penerjemah: Apep Suhendar
Harga Minyak Turun Didorong Kekhawatiran Jelang Data Manufaktur Tiongkok
Selasa, 23 September 2014 6:57 WIB