Denpasar (Antara Bali) - Masyarakat pengunjung Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Provinsi Bali mengeluh terhadap pelayanan para medis karena kurang sigap dan persediaan sarana pendukung, seperti dipan kurang memadai.
"Saya merasa kecewa dengan pelayanan para medis di IGD, karena kurang sigap menerima pasien dalam keadaan kegawatdaruratan, disamping juga kurang dipan bagi pasien tersebut," ucap Putu Widia di Sanglah, Kota Denpasar, Senin.
Bahkan ada pasien datang dalam keadaan pingsan, petugas kelihatannnya tidak sigap. Pengantar pasien binggung dengan sikap para medis yang kurang tanggap dengan kondisi pasien tersebut. Padahal mereka sangat memerlukan pertolongan dalam menyelamatkan nyawanya.
"Pelayanannya semakin buruk di IGD. Padahal pihak rumah sakit dengan bangganya mengatakan di media massa mendapatkan penghargaan dari Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait, tapi kenyataannya kesan telantarkan pasien masih kerap terjadi," ucapnya.
Anggota DPRD Bali Gusti Putu Widjera mendesak RSUP Sanglah dan pemerintah pusat untuk melakukan pembenahan manajemen, sehingga pelayanannya menjadi lebih baik.
"Saya berharap RSUP Sanglah melakukan pembenahan manajemen dan kesigapan dari para medis dalam menanggulangi pasien yang berkunjung ke rumah sakit tersebut," katanya.
Selama ini, kata dia, pihak RSUP Sanglah selalu mengatakan tidak ada masalah dalam menangani pasien, tetapi kenyataannya ada masyarakat mengeluhkan pelayanannya belakangan ini.
"Kenyataannya warga yang berkunjung ke RSUP keluhkan pelayanannya. Bahkan bangsal rawat inap sampai kekurangan. Padahal ini adalah rumah sakit milik pemerintah pusat dan didanai dari APBN," katanya.
Ia mengharapkan manajemen RSUP untuk melakukan pembenahan dan mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat untuk melengkapi fasilitas yang selama ini belum memadai.
"Kalau kesannya seperti ini, bagaimana bila ada wisatawan asing yang berobat ke IGD. Ini jelas merusak citra pariwisata Bali," katanya. (WDY)