Nusa Dua (Antara Bali) - Ratusan insinyur dan pelaku bisnis dari sejumlah negara di Asia Pasifik membahas perlindungan dari bahaya korosi pada industri di Nusa Dua, Kabupaten Badung,2-4 September 2014.
"Korosi menyebabkan kerugian perusahaan sekitar dua hingga lima persen dari total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) suatu negara," kata Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian RI Harjanto pada Konferensi "National Association of Corossion Engineers" (NACE) di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa.
Menurut dia, korosi selain menyebabkan kerugian material yang besar tetapi juga mengganggu kegiatan produksi seperti kerugian di Amerika Serikat yang ditaksir mencapai 276 miliar dolar AS pada periode beberapa tahun lalu.
Ratusan insinyur dan pelaku usaha yang berkumpul tersebut akan saling bertukar pikiran dan menjaring informasi terkait bahaya korosi di masing-masing negara.
Untuk itu, dalam pertemuan itu diharapkan memberikan suatu hasil dalam upaya perlindungan bahaya korosi termasuk perlindungan lingkungan yang tercemar akibat korosi.
Sementara itu Presiden NACE Internasional Dr Harvey Hack menyatakan bahwa para pihaknya telah berkolabolasi dengan NACE di kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia untuk mempererat kerja sama terkait bahaya korosi pada perusahaan.
Bentuk kerja sama tersebut diwujudkan dengan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui penyediaan pendidikan dan pelatihan terkait proteksi dari korosi termasuk pertemuan melalui forum para insinyur baik langsung maupun secara "online".
"Kami menyediakan pendidikan dan pelatihan (insinyur) untuk proteksi bahaya korosi. Melalui forum ini kami ingin bertukar ide dan pemikiran terkait korosi," ucapnya.
Selain forum pertemuan para insinyur yang membahas korosi, pertemuan NACE kali ini juga menghadirkan pameran dari perusahaan minyak se-Asia Pasifik dan akademisi termasuk di antaranya dari Pertamina, Energi Nusantara dan Universitas Udayana. (Dwa)