Negara (Antara Bali) - Penolakan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa, terus bermunculan di Kabupaten Jembrana, yang didominasi organisasi kepemudaan.
Terakhir, Sekaa Teruna Teruni atau Karang Taruna Sanjayam Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, memasang baliho penolakan reklamasi, lengkap dengan 10 alasan yang mendasarinya.
"Kami sengaja menuliskan 10 alasan penolakan, agar masyarakat yang membaca paham bahaya dari reklamasi tersebut bagi lingkungan Bali," kata I Gusti Ngurah Jelantik, anggota karang taruna tersebut, Minggu.
Sepuluh alasan yang tertulis di baliho, yang dipasang di jalan raya Denpasar-Gilimanuk tersebut antara lain, Teluk Benoa merupakan muara dari sungai di Bali selatan, yang apalagi muara tertutup bisa memicu terjadinya banjir.
Kedua, reklamasi bisa membahayakan hutan mangrove di sekitar teluk, yang merupakan salah satu paru-paru Kota Denpasar.
Ketiga, sekaa teruna teruni ini mengatakan, Teluk Benoa merupakan wilayah konservasi alam yang harus dilindungi, sementara alasan keempat, reklamasi akan merubah arus air laut sehingga akan memicu abrasi yang parah.
Masalah dampak air bersih di Bali selatan, serta pembangunan fasilitas wisata seperti hotel di atas lahan reklamasi juga mereka anggap rawan dari bencana gempa dan tsunami.
Tingkat hunian hotel yang saat ini hanya mencapai 31 hingga 51 persen, juga dianggap mereka kurang tepat jika ada pembangunan hotel baru di lahan reklamasi.
Sekaa ini juga mencantumkan aspirasi mereka, agar pemerintah serius menggarap pariwisata yang berbasis kerakyatan, dibandingkan dengan membangun lahan pariwisata massal yang hanya menguntungkan investor.
Alasan terakhir yang dicantumkan dalam baliho tersebut, mereka mengingatkan kegagalan megaproyek sejenis seperti Taman Festival di Padanggalak, Bali Turtle Islan Development (BTID) di Serangan dan Pecatu Graha di Pecatu.(GBI)