Denpasar (Antara Bali) - Banjar Tainsiat, Kota Denpasar akan menggelar "Festival Puputan Badung" dengan pementasan seni dan budaya untuk mengenang sejarah perang eroik pertempuran Raja Badung melawan kolonial Belanda tahun 1906, 29 September 2014.
"Kami ingin membangkitkan semangat heroik Puputan Badung. Karena itu kami dari Banjar Tainsiat, Desa Dangin Puri Kaja, akan mengkemas sejarah `Puputan Badung` melalui festival budaya," kata Ketua Panitia Penyelenggara "Festival Puputan Badung" Gede Darmaja seusai tatap muka dengan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra di Denpasar, Rabu.
Ia berharap melalui festival seni budaya itu para generasi muda lebih mengetahui sejarah "Puputan Badung" serta keterkaitan Banjar Tainsiat dalam sejarah tersebut.
"Dengan mengadakan festival ini kami harapkan para generasi muda tetap membangkitkan semangat para pejuang untuk menghadapi globalisasi seperti meningkatkan pengetahuan, menjaga lingkungan serta berjuang meningkatkan kesejahteraan," ujar Darmaja.
Kegiatan festival ini terbagi menjadi tiga kegiatan utama, meliputi pergelaran budaya, sastra dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan.
Dalam kegiatan budaya tersebut akan diisi dengan pameran foto-foto perjuangan serta pemutaran film perjuangan dan pementasan seni budaya. Sedangkan untuk kegiatan sastra diisi dengan kegiatan pembacaan puisi, lagu-lagu Puputan Badung dan pembacaan "kidung" (nyanyian) Sekar Alit.
"Festival Puputan Badung dalam pembukaannya juga digelar parade api obor yang diikuti 108 peserta sesuai dengan Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-108 Puputan Badung," katanya.
Wali Kota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra yang didampingi Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar Made Mudra dan Kabag Kesra I Gusti Mataram serta Kabag Humas dan Protokol IB Rahoela menyambut baik kegiatan tersebut.
Terlebih kegiatan tersebut berkaitan dengan peringatan Puputan Badung. "Kami sangat setuju kegiatan tersebut dilaksanakan, namun agar dipadukan dengan pelaksanaan Gerebeg Aksara yang dilaksanakan Dinas Kebudayaan pada hari yang sama," ujar Rai Mantra.
Dikatakan dengan digelar festival ini dapat menjadi spirit untuk menjadikan daerah tersebut sebagai daerah kebudayaan (heritage).
Ia mengharapkan agar api obor terus dinyalakan untuk membangkitkan semangat para pejuang agar ke depannya terus berperang dengan kebodohan, kemiskinan serta menjaga kelestarian lingkungan.
"Saya harapkan lebih menggali `heritage` yang ada di banjar (dusun) tersebut sehingga ke depannya menjadi suatu festival sejarah," katanya.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, I Made Mudra menambahkan tentunya kegiatan ini sangat mendukung kegiatan peringatan HUT Ke-108 Puputan Badung.
"Perlu dilakukan koordinasi sehingga kegiatan Gerebeg Aksara dan Festival Puputan Badung dilaksanakan oleh Banjar Tainsiat menjadi satu kesatuan perayaan Puputan Badung," katanya. (WDY)