New York (Antara Bali) - Kurs dolar AS terus menguat terhadap sebagian besar mata uang
utama lainnya pada Rabu (Kamis pagi WIB), di tengah kekhawatiran
ketegangan geopolitik.
Greenback bertahan di posisi tertinggi delapan bulan terhadap euro,
karena meningkatnya ketegangan geopolitik dan kekhawatiran atas sanksi
lebih lanjut terhadap Rusia, mitra dagang penting beberapa negara Eropa,
membebani mata uang tunggal, lapor Xinhua.
Dua jet tempur Ukraina ditembak jatuh pada Rabu di wilayah timur
yang dikuasai kelompok separatis, dekat lokasi kecelakaan jet Malaysia
Airlines pada pekan lalu. Sementara itu, serangan skala besar Israel
terus mendatangkan malapetaka di Jalur Gaza, menewaskan 660 warga
Palestina dan melukai lebih dari 4.300 orang lainnya.
Di sesi sebelumnya, kurs euro/dolar jatuh di bawah tingkat psikologis 1.3500.
Analis memperkirakan Bank Sentral Eropa (ECB) akan mengambil
langkah-langkah stimulus lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi.
Sementara Federal Reserve kemungkinan akan mengakhiri program
pembelian obligasinya pada Oktober dan menaikkan suku bunga utama pada
tahun depan.
Pada akhir perdagangan di New York, euro jatuh ke 1,3548 dolar dari
1,3466 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi
1,7030 dolar dari 1,7061 dolar. Dolar Australia menguat menjadi 0,9451
dolar dari 0,9394 dolar.
Greenback dibeli 101,54 yen Jepang, lebih tinggi dari 101,45 yen
pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9026 franc Swiss dari 0,9024
franc Swiss, dan bergerak turun menjadi 1,0731 dolar Kanada dari 1,0735
dolar Kanada. (WDY)
Penerjemah: Apep Suhendar
Dolar Bertahan Kuat di Tengah Berlanjutnya Kekhawatiran Geopolitik
Kamis, 24 Juli 2014 9:40 WIB