Jakarta (Antara Bali) - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal
Budiman membantah bila dirinya menyebutkan pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono ibarat "kapal karam", karena itu patut ditinggalkan.
"Tidak pernah sama sekali (membuat pernyataan SBY kapal
karam). Saya ksatria, bukan tipe pengkhianat," kata Budiman ketika
dijumpai saat Apel Siaga pasukan TNI dalam rangka Pengamanan Pilpres
2014, di Mabesad, Jakarta Pusat, Selasa.
Ia pun menepis berbagai isu terkait pemberhentian dirinya
yang dilakukan menjelang penetapan hasil rekapitulasi KPU, salah satunya
menyebut pemerintahan SBY "ibarat kapal karam". Pernyataan tersebut sempat membuat SBY menjadi berang.
Menurut dia, dalam pergantian dirinya, tidak ada masalah
yang menjadi latar belakang. Semua berjalan sesuai dengan prosedur,
yakni dilakukan menjelang masa pensiunnya.
"Gak ada masalah, itu saja. Gak usah saya jelaskan," kata KSAD menegaskan.
Ia mengaku dirinya baru mengetahui pemberhentian dirinya
sebagai KSAD setelah Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menelponnya pada
Senin (21/7) sore.
Dikatakan, dalam waktu yang terbatas ini, langkah
terpenting yang sekarang harus dilakukan, yakni menjaga keamanan
Pilpres.
"Dalam waktu yang terbatas ini, saya harus menjaga
keamanan pelaksanaan pilpres. Semua yang terbaik yang bisa saya
lakukan," ujar Budiman.
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko memastikan, pergantian
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Budiman, tidak akan
mempengaruhi persiapan TNI dalam menghadapi penetapan hasil
rekapitulasi.
"Pergantian KSAD tidak ada pengaruhnya dengan kesiapan
pasukan menghadapi penetapan Pilpres," kata Panglima TNI usai memimpin
Apel Kesiapsiagaan Prajurit TNI dalam rangka pengamanan Pilpres di
Mabesad, Jakarta Pusat, Selasa.
Menurut dia, selama ini TNI tersusun dalam rantai komando
yang kuat, sehingga jika ada pergantian tidak akan berpengaruh, bahkan
dalam skala pengamanan pilpres sekalipun.
Pergantian KSAD Jenderal Budiman dilakukan setelah dirinya
dipanggil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (21/7) siang.
Presiden
meminta Panglima TNI mengajukan nama-nama pengganti KSAD. Pergantian
pun dilakukan semata-mata untuk kepentingan organisasi dan regenerasi.
"Kenapa ada pergantian, karena untuk kepentingan
organisasi, regenerasi. Pak budiman sebentar lagi masuk masa pensiun.
Hanya kebetulan, dilakukan mau pengumuman pilpres," ujar Panglima.
Rencananya pergantian KSAD akan dilakukan pada pekan ini sambil menunggu Keputusan Presiden (Keppres).
Tiga calon nama yang telah diajukan Panglima TNI ke
Presiden SBY, yakni Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat
(Pangkostrad) Letjen TNI Gatot Nurmantyo, Wakil KSAD Letjen TNI M Munir
dan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Letjen TNI Waris.(WDY)
KSAD Tak Pernah Sebut SBY "Kapal Karam"
Selasa, 22 Juli 2014 13:05 WIB