Denpasar (Antara Bali) - Persaingan aneka barang perabotan rumah tangga di pasaran ekspor cukup ketat, namun berkat kreativitas perajin masih banyak matadagangan jenis antik memasuki pasaran antarbangsa terutama ke Amerika Serikat.
"Pengusaha furniture negara tetangga gencar mengisi aneka barang serupa ke pasaran ekspor, tetapi perajin memproduksi barang yang memiliki pangsa pasar khusus," kata Mudita, eksportir berbagai jenis furniture di Gianyar, Minggu.
Ia yang berkeyakinan bahwa, perajin Bali yang dinilai kreatif bidang memadukan seni tradisional dengan yang berkembang di negara konsumen, sehingga barang antik produksi dari Pulau Dewata akan tetap laku ke pasar ekspor.
Hal itu terbukti masih ada pesanan yang diterima pengusaha dan perajin Bali terhadap permintaan di tengah krisis keungan global, kondisi itu menunjukkan furniture asal Bali masih memiliki peminat panatik.
Pria pengusaha ini mengakui berkurang permintaan pasar akan furniture jenis antik seperti perabotan rumah tangga dirasakan sejak awal 2009, dan sekarang masih belum lancar benar, karena ekonomi global belum kondusif.
Mampu bertahan perolehan devisa dari ekspor furniture terakhir ini karena jenis mata dagangan yang diinginkan konsumen lebih besar dan kelihatan lebih antik sehingga harga yang dikenakan bertambah mahal, ujar Mudita.
Sementara itu, Dinas Parindustrian dan perdagangan Bali mencatat bahwa perajin Bali mampu memproduksi mata dagangan jenis antik yang memenuhi selera konsumen luar negeri, sehingga perolehan devisanya tetap tinggi.
Diakui perolehan devisanya hanya mencapai 13,7 juta dolar AS selama lima bulan periode Januari-Mei 2014 hasil pengapalan sebanyak 1,2 juta biji, berkurang sekitar 6,7 persen jika dibandingkan periode yang sama 2013 mencapai 14,7 juta dolar.
Perdagangan luar negeri Furniture jenis antik dari Bali tetap laris ke pasar ekspor, walau mendapat persaingan ketat dari negara tetangga seperti Tiongkok, India, Thailand, Vietnam bahkan dari Malaysia.
Ini artinya perajin Bali mampu memproduksi mata dagangan jenis antik yang memenuhi selera konsumen luar negeri, mengingat kualitas dan nilai seni yang ditampilkan cukup memikat, tuturnya. (WDY)