London (Antara Bali) - Gereja Inggris pada Senin memilih untuk mengizinkan perempuan menjadi uskup, keputusan bersejarah yang membalikkan tradisi berabad-abad Gereja, yang sikapnya terbelah mengenai masalah ini.
Dua tahun lalu usul serupa gagal diwujudkan karena ada penentangan dari anggota. Tapi setelah lima jam debat pada Senin (14/7), lembaga gereja Inggris, General Synod, memilih untuk mendukung rencana perubahan dalam pertemuan di kota York.
"Hari ini adalah penyelesaian atas apa yang dimulai 20 tahun lalu dengan pentahbisan seorang perempuan sebagai pastur. Saya senang dengan hasil hari ini," kata pemimpin tertinggi Gereja Inggris, Uskup Agung Canterbury Justin Welby.
Welby mengatakan uskup perempuan pertama bisa ditahbiskan awal tahun depan.
Deputi Perdana Menteri Inggris Nick Clegg menyebut keputusan Gereja itu sebagai langkah besar menuju masyarakat yang lebih baik.
"Mengizinkan perempuan menjadi uskup adalah langkah maju untuk kesetaraan gender pada posisi senior," katanya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Tidak semua rohaniwan menyetujui keputusan itu. Penentangnya menyatakan pentahbisan perempuan menjadi uskup akan mematahkan tradisi pria dalam posisi kerohanian sejak masa 12 Rasul sementara pendukungnya berpendapat bahwa itu adalah masalah kesetaraan.
Perempuan telah menjadi uskup di Amerika Serikat, Australia, Kanada dan Selandia Baru tapi gereja-gereja Anglican di banyak negara berkembang tidak mentahbiskan mereka menjadi pastur. (WDY)