New York (Antara Bali) - Harga minyak dunia memperpanjang kerugiannya pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena prospek bahwa Libya akan mulai mengekspor lebih banyak minyak mentah dan berkurangnya kekhawatiran tentang krisis Irak.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus merosot 42 sen menjadi berakhir pada 104,06 dolar AS per barel, merupakan penurunan sesi keenam berturut-turut, lapor AFP.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus turun 24 sen menjadi menetap di 111,00 dolar AS per barel di perdagangan London.
Harga minyak turun setelah Perdana Menteri interim Libya Abdullah al-Thani pada Rabu menyatakan bahwa pemerintah telah kembali menguasai terminal-terminal ekspor yang diblokade oleh para pemberontak.
Minyak mentah turun "karena situasi di Irak relatif tenang dan berhubungan dengan pelabuhan ekspor Libya, yang keduanya terus meningkatkan persediaan," kata Sanjeev Gupta, analis di perusahaan konsultan EY.
Produksi Libya telah sangat terbatas selama satu tahun terakhir setelah pemberontak pada musim panas lalu memblokade terminal-terminal ekspor sebagai bagian dari tuntutan untuk mengembalikan otonomi di wilayah timur negara itu.
Produksi Libya saat ini berdiri di sekitar 320.000 barel per hari, sekitar seperlima dari produksi normal.
Pemimpin pemberontak Ibrahim Jodhran mengatakan pencabutan blokade di terminal-terminal Ras Lanuf dan Al-Sidra sejalan dengan kesepakatan dengan Tripoli pada April dan tanda "goodwill" terhadap parlemen yang baru terpilih pekan lalu.
Pembukaan kembali dari dua terminal akan "menambah 500.000 barel minyak mentah per hari ke pasar energi global," kata analis EY Gupta.
Sementara itu, kekhawatiran atas kemungkinan gangguan pasokan karena krisis keamanan Irak telah berkurang, kata para analis. Sejauh ini serangan kelompok militan Sunni yang telah menduduki sebagian besar wilayah Irak tidak langsung mengancam wilayah penghasil minyak utama di selatan negara itu.
Pedagang juga terus mengawasi Badai Arthur yang menuju Pesisir Timur AS. Para analis memperkirakan badai akan menekan permintaan bensin karena jutaan orang mengurangi berkendara lebih jauh selama liburan akhir pekan Hari Kemerdekaan yang secara resmi dimulai Jumat.
"Kehancuran permintaan gas akan berada di belakangnya," kata Phil Flynn dari Price Futures Group. (WDY)
Penerjemah: Apep Suhendar