Jakarta (Antara Bali) - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama
dengan pemerintah Jepang menguji coba prototipe reaktor yang mengubah
biomassa dari limbah perkebunan dan pertanian untuk memproduksi bahan
bakar cair terbarukan (methanol).
"Program ini kelanjutan MoU yang telah kami lakukan beberapa waktu
lalu. Sekarang masih skala lab dan dalam proses demo plan reaktor.
Rencananya akan komersial 2020," kata Direktur Pusat Teknologi
Pengembangan Sumber Daya Energi BPPT, Dr Adiarso di Jakarta, Kamis.
Menurut Adiarso, potensi sumber biomassa Indonesia sangat besar,
mencapai puluhan juta ton berupa limbah sawit, padi, jagung, tebu, yang
diperkirakan mampu memenuhi lebih dari setengah kebutuhan energi primer
rakyat.
"Namun hingga kini limbah-limbah ini belum dimanfaatkan karena belum
ditemukan teknologi yang lebih ekonomis. Karena itu kami terus meriset
teknologinya," katanya.
Teknologinya, menurut Direktur Eksekutif Asian Peoples Exchange
(Apex), sebuah LSM Jepang yang terlibat, Dr Nao Tanaka, menggunakan
tanah liat sebagai katalis untuk proses gasifikasi.
Nao Tanaka mengatakan, prototipe ini merupakan integrasi model dari
reaktor gasifikasi di mana limbah biomassa menggunakan katalis tanah
liat lokal, dengan reaktor untuk sintesa methanol yang berbahan baku gas
hasil proses gasifikasi tersebut.
"Jadi gas karbonmonoksida (CO) dan Hidrogen (H2) yang dihasilkan
nantinya jadi methanol (CH3OH) cair yang merupakan bahan bakar seperti
halnya bensin. Teknologi pembuatan methanol ini dioperasikan pada
tekanan yang rendah sehingga bisa menekan biaya," katanya.
Kerja sama ini didanai proyek Satreps (Science and Technology
Research Partnership for Sustainable Development) yang merupakan program
pemerintah Jepang untuk meningkatkan kerja sama riset dari JICA (Japan
International Cooperation Agency) dan JST (Japan Science and Technology
Agency). (WDY)
BPPT-Jepang Uji Reaktor Biomassa Penghasil Methanol
Kamis, 26 Juni 2014 15:39 WIB