Negara (Antara Bali) - Hasil VCT untuk mendeteksi virus HIV/AIDS, yang dilakukan sukarela oleh pelayan kafe yang tertangkap saat operasi kependudukan di Kabupaten Jembrana, dinyatakan negatif.
"Dari 12 perempuan yang diamankan waktu operasi kependudukan di Kelurahan Gilimanuk, dan Desa Delodbrawah, setelah VCT seluruhnya negatif," kata Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Dinas Kesehatan Jembrana, dr Oka Parwata, di Negara, Selasa.
Pembinaan dan penyuluhan tentang HIV/AIDS menjadi kebijakan Pemkab Jembrana, lewat Dinas Kesehatan saat Satpol PP mengamankan penduduk pendatang, yang profesinya rentan tertular dan menularkan virus tersebut.
"Tadi kami juga mengamankan dua perempuan pendatang yang bekerja di kafe. Setelah kami data, mereka mendapatkan konseling dari Dinas Kesehatan. Kalau bersedia baru dilakukan VCT," kata Kepala Kantor Satpol PP Jembrana, I Gusti Ngurah Rai Budi.
Ia juga mengatakan, setelah lokalisasi Dolly ditutup, pihaknya meningkatkan operasi di kawasan yang diduga bisa menjadi lokasi eksodus bagi PSK lokalisasi tersebut.
Dari beberapa kali operasi, menurutnya, belum ditemukan PSK yang sebelumnya bekerja di Dolly, kemudian pindah ke Kabupaten Jembrana.
Yang terbaru, saat melakukan operasi di Kelurahan Banjar Tengah dan Lelateng, Kecamatan Negara, Satpol PP menemukan enam laki-laki asal Jawa di sebuah rumah kontrakan.
Saat diperiksa, mereka mengaku akan dipekerjakan di pabrik penyulingan cengkeh di Kecamatan Melaya, namun karena tidak membawa identitas maupun Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS), mereka dipulangkan.
Di salah satu kamar kos, juga ditemukan pasangan kumbul kebo, sementara di kamar lainnya dihuni dua perempuan yang berprofesi sebagai pelayan kafe.
"Dua perempuan tersebut juga kami pulangkan ke Jawa, bersama enam laki-laki yang terlebih dahulu diamankan. Mereka tidak membawa kelengkapan identitas kependudukan," kata Rai Budi.(GBI)