Denpasar (Antara Bali) - Pengamat masalah pertanian Dr Gede Sedana mengharapkan salah satu dari dua calon presiden (Capres) yang mendapat amanah rakyat untuk memimpin bangsa Indonesia lima tahun ke depan lebih memperhatikan pembangunan bidang pertanian di Nusantara.
"Sektor pertanian Indonesia yang digarap secara serius akan mampu mewujudkan kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagai komoditas ekspor," kata Dr Gede Sedana yang juga Dekan Fakultas Pertanian Universitas Dwijendera Denpasar, Selasa.
Ia mengatakan, semua itu akan mampu memberikan rasa aman dan nyaman dalam memacu pembangunan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan masyarakat, disamping mengangkat, meningkatkan kesejahteraan dan pendapatan para petani, nelayan dan peternak yang selama ini masih sangat rendah.
Untuk itu selain dukungan dana yang memadai untuk memacu pembangunan bidang pertanian, juga perlu adanya kebijakan teknologi inovasi pertanian.
Teknologi tersebut menyangkut aspek penyediaan sarana produksi dan mesin-mesin pertanian, teknik berbudidaya mulai dari pembenihan, panen dan pascapanen.
Gede Sedana menambahkan, hal yang tidak kalah pentingnya menyangkut teknologi pascapanen yang menyangkut cara panen, penyimpanan, pengolahan, pengemasan dan pemasaran.
Semua teknologi inovasi tersebut sangat perlu dibarengi dengan kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia di setiap subsistem agribisnis, termasuk para petani dan pihak lainnya termasuk petugas penyuluh pertanian (PPL).
Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui pendidikan formal maupun informal seperti pelatihan yang menyangkut aspek teknis dan non-teknis .
Gede Sedana mengingatkan, semua itu memerlukan dukungan faktor lain yakni kebijakan perkreditan dan proteksi pertanian. Semua itu dirancang sedemikian rupa ditujukan kepada petani yang dapat dipahami secara mudah.
Sedangkan penyediaan kredit dengan skema yang murah dan mudah, sekaligus mempermudah petani untuk memenuhi syarat-syarat kredit, besaran kredit, suku bunga, lama pinjaman, dan mekanisme pengembalian.
Kebijakan itu merupakan bagian dari stimulan pemerintah kepada para petani dalam meningkatkan produktivitas melalui teknologi inovasi, ujar Gede Sedana. (WDY)