Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Jantung Indonesia Cabang Utama Bali di bawah kepemimpinan Ayu Pastika bertekad memantapkan gerakan pencegahan penyakit jantung, khususnya dengan memfokuskan sosialisasi kepada kaum remaja.
"Remaja menjadi tujuan utama kami karena banyak yang merokok. Padahal dengan merokok itu berpotensi memicu penyakit jantung, sehingga menjadi tugas kami sedini mungkin untuk menyosialisasikan," kata Ayu Pastika usai dilantik sebagai Ketua Umum YJI Cabang Utama Bali masa bakti 2014-2019, di Denpasar, Sabtu.
Penyakit jantung, ucap dia, belakangan ini telah menjadi penyebab kematian tertinggi pada kelompok penyakit tidak menular (PTM). Ia menyadari untuk menyadarkan generasi muda tentang bahaya dan pencegahan penyakit jantung itu bukan perkara mudah karena kondisi remaja yang emosinya masih labil.
"Namun demikian, kami akan berusaha menyosialisasikan semaksimal mungkin," ucapnya yang juga istri orang nomor satu di Bali itu.
Ia mengingatkan kepedulian terhadap kesehatan merupakan kewajiban setiap orang, apalagi faktor risiko khususnya penyakit jantung belakangan ini cenderung bergeser pada kalangan remaja yang notabene masih produktif dan tidak lagi identik menjadi penyakit orang tua.
Dalam kesempatan itu, Ayu Pastika juga mengkampanyekan Panca Usaha Sehat guna mencegah penyakit jantung dan hipertensi yaitu melalui gizi berimbang, jauhkan rokok, hindari stres, jaga tensi dan teratur berolah raga. YJI Bali juga akan mendorong terbentuknya lebih banyak lagi KJS (Klub Jantung Sehat) dan KJR (Klub Jantung Remaja) di seluruh Bali.
Hal senada disampaikan Ketua YJI Pusat Shyahrina Zuhal. Ia mengatakan kecenderungan risiko penyakit jantung dan hipertensi telah bergeser pada kalangan muda. Hal ini tidak terlepas dari gaya hidup modern yang minim gerakan fisik. Selain itu, pola makan yang kurang berimbang juga menjadi faktor pemicu meningkatnya penyakit jantung dan hipertensi.
"Oleh karena itu, peran YJI ke depannya sangat strategis dalam upaya menekan angka kematian akibat penyakit ini. YJI harus menjadi pelopor gaya hidup sehat bagi masyarakat melalui arah kebijakan yang proporsional," ucapnya.
Selain itu, keberadaan YJI hendaknya mampu memberi informasi bagi masyarakat tentang upaya pencegahan penyakit ini. Remaja dan perempuan, menjadi sasaran utama program YJI karena kelompok ini dinilai mampu menyebarkan informasi tentang pentingnya hidup sehat mulai lingkungan keluarga.
"Target kami bisa menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung dan hipertensi hingga 25 persen pada tahun 2025," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya mengemukakan bahwa belakangan ini penyakit jantung dan hipertensi menjadi ancaman serius.
"Kemajuan teknologi menyebabkan pergeseran gaya hidup dan mengurangi gerak fisik manusia. Hal ini berdampak pada bergesernya pola penyakit penyebab kematian. Kalau sebelumnya kematian banyak disumbang oleh penyakit yang disebabkan infeksi, belakangan justru lebih banyak disebabkan penyakit noninfeksi atau Penyakit Tidak Menular (PTM)," katanya.
PTM yang banyak menyumbang angka kematian, kata dia, diantaranya penyakit jantung, kanker, paru-paru kronis dan diabetes. "Jantung menempati peringkat teratas," ucap Suarjaya. (M038)