Denpasar (Antara Bali) - Zonasi perairan di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, diharapkan mampu mengoptimalkan produksi rumput laut bagi petani setelah penetapan Kawasan Konservasi Perairan di daerah tersebut.
"Dengan adanya zonasi pemanfaatan, budidaya rumput laut bisa lebih diintensifkan," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, I Made Gunaja, di Denpasar, Selasa.
Zonasi perairan tersebut dibagi ke dalam empat area di antaranya zonasi inti yang digunakan untuk melindungi tempat ikan bertelur sehingga zona tersebut bebas dari aktivitas masyarakat.
Kedua yakni zona perikanan berkelanjutan dimana para nelayan bisa menangkap ikan termasuk budidaya rumput laut.
Khusus budidaya rumput laut, kata dia, produksinya bisa ditingkatkan dan lebih terukur.
Pada tahun 2013, lanjut Gunaja, produksi rumput laut mencapai 48 ribu ton per tahun untuk tiga kawasan yakni Nusa Penida, Nusa Lembongan, dan Nusa Ceningan.
Jumlah tersebut meningkat dari produksi tahun 2012 yang mencapai sekitar 44 ribu ton.
"Sebagian besar produksi itu terkonsentrasi di Nusa Lembongan," katanya.
Selain itu juga ada zonasi pemanfaatan dan zona lainnya yang berperan melindungi terumbu karang, hutan bakau dan padang lamun serta ekosistem di dalamnya.
Dengan zonasi itu menjadi acuan sehingga tidak terjadi eksploitasi berlebih terhadap pemanfaatan sumber daya alam di kawasan tersebut di tengah menggeliatnya sektor pariwisata.
Masyarakat juga mendapatkan kewenangan terkait kepentingan dan perannya dalam konservasi perairan.
Tak hanya itu, melalui pengaturan kawasan yang jelas, kata dia, pemerintah dan pihak terkait bisa melakukan estimasi penerimaan baru dari zonasi tersebut. (WDY)
Zonasi Perairan Optimalkan Produksi Rumput Laut
Selasa, 10 Juni 2014 13:52 WIB