Jakarta (Antara Bali) - Calon Presiden Prabowo Subianto menyatakan
kelemahan bangsa Indonesia, korupsi, dan kinerja pemerintah kurang
maksimal, akibat dari kebocoran kekayaan nasional.
"Memang kita merasakan kelemahan Bangsa Indonesia, korupsi, kinerja
pemerintah kurang maksimal. Tapi ini suatu akibat dari kebocoran
kekayaan nasional," katanya dalam acara debat capres/cawapres di Balai
Sarbini, Jakarta, Senin.
Ia menambahkan dengan kebocoran yang besar menjadi masalah sistemik
yang akhirnya tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk pejabat dan
aparatur guna menentukan jalannya pemerintah dan melakukan korupsi.
Korupsi terjadi karena pejabat/apatur takut akan masa depan setelah
pensiun. Ia mencontohkan gaji seorang bupati antara Rp6 juta sampai Rp7
juta, sedangkan biaya kampanye sebesar Rp15 miliar.
"Akibatnya, untuk mengembalikan modal kampanye itu yang bersangkutan akan mengambil dana dari APBD," katanya.
Kemudian seorang menteri gajinya saat ini Rp18 juta, padahal tanggung jawabnya besar.
Kendati demikian, ia tidak menafikkan akibat dari sistem yang
begitu liberal mewajibkan pimpinan poltik mencari uang kepada
kader-kadernya di departemen.
Ia juga bertekad akan menjamin kualitas hidup polisi, jaksa, hakim
dan pegawai negeri sipil (pns). Sebagai contoh hakim agung di Inggris,
gajinya lebih besar.
"Karena itu, untuk penegakan hukum diperlukan kemampuan manajerial, pendidikan. Tapi ini membutuhkan dana besar," katanya.
Ia juga mendukung proses rekrutmen untuk suatu jabatan haruslah orang-orang terbaik dan dilakukan secara transparansi.
Sementara itu, Cawapres Hatta Rajasa menyatakan pencegahan korupsi
paling utama dalam membuat building system. "Kita harus agresif
melakukan pencegahan," katanya.
Pemilu Presiden dan Wapres pada 9 Juli 2014 diikuti oleh dua
pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto dengan Hatta Rajasa
dan Joko Widodo dengan M Jusuf Kalla. (WDY)
Prabowo: Korupsi Akibat Kebocoran Kekayaan Nasional
Selasa, 10 Juni 2014 10:10 WIB