Denpasar (Antara Bali) - Bali mampu meraup devisa sebesar 4,20 juta dolar AS dari ekspor kerajinan perak selama triwulan I/2014 atau meningkat 4,44 persen dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4,02 juta dolar AS.
"Namun untuk volume meningkat 300,92 persen dari 1,17 juta unit pada triwulan I-2013 menjadi 4,70 unit pada triwulan I-2014," kata Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Senin.
Singapura menyerap 27,08 persen dari ekspor perhiasan (permata) dari Bali, khususnya kerajinan perak. Disusul Amerika Serikat sebesar 10,15 persen, Prancis (0,91), Australia (8,94), Italia (4,25), Inggris (3,13), Spanyol (1,61), Hong Kong (16,09), dan Jerman (1,92) persen serta 18,90 persen sisanya diserap oleh berbagai negara di belahan dunia.
Ketut Teneng menambahkan, unit usaha industri kecil berbahan baku perak sebagian besar ditekuni masyarakat Desa Celuk, Kabupaten Gianyar yang mampu memberikan kontribusi sebesar 3,16 persen dari total ekspor Bali sebesar 132,96 juta dolar AS pada triwulan I-2014.
Ketut Teneng menjelaskan bahwa cendera mata dari bahan baku perak yang menembus pasaran luar merupakan salah satu dari 17 jenis hasil kerajinan industri skala rumah tangga yang mampu menembus pasaran global.
Ekspor kerajinan perak sangat tergantung dari situasi pasaran luar negeri, disamping kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata.
Bali sebagai daerah tujuan wisata yang menerima kunjungan tiga juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya merupakan salah satu pasaran potensial bagi hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga, termasuk kerajinan dari bahan baku perak.
Hampir setiap wisatawan mancanegara yang pulang ke negaranya setelah menikmati liburan di Bali membeli oleh-oleh hasil kerajinan yang digeluti masyarakat setempat. (WDY)