Jember (Antara Bali) - Petani di Kabupaten Jember, Jawa Timur, merugi akibat harga
cabai merah besar anjlok pada musim panen raya dan pasokan berlebih ke
sejumlah pasar tradisional di kabupaten ini.
"Harga cabai merah besar hanya Rp5 ribu per kilogram, padahal
sebelumnya bisa mencapai Rp15 ribu per kilogram," kata Mudhori, petani
cabai di Kecamatan Sumbersari, Jember, Sabtu.
Menurut dia, banyak petani yang merugi jutaan hingga puluhan juta
rupiah karena hasil panen cabai tidak sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan mulai pembibitan, pemeliharaan, hingga pemetikan masa panen.
"Besar kecilnya kerugian tergantung lahan yang dimiliki oleh petani,
namun harga cabai memang sulit dikendalikan karena masih ada permainan
dari para tengkulak," kata dia.
Selain melimpahnya pasokan cabai saat panen, kata dia, anjloknya
harga cabai juga karena kebijakan pemerintah yang membolehkan masuknya
cabai dan sayuran impor ke Indonesia sehingga memperparah harga cabai.
"Saya berharap pemerintah menghentikan impor cabai, sayuran, dan
buah-buahan dari luar negeri, agar harga komoditi holtikultura di dalam
negeri tetap stabil," katanya.
Hal senada disampaikan Hafid,
petani cabai lainnya di Kecamatan Mayang, yang mengaku merugi jutaan
rupiah karena harga cabai terus anjlok di pasaran.
"Setelah panen cabai ini, saya akan menanam jagung yang lebih
menguntungkan dan tidak terlalu banyak biaya untuk perawatannya," kata
dia. (WDY)
Harga Cabai Anjlok, Petani Merugi
Sabtu, 10 Mei 2014 15:33 WIB