Jakarta (Antara Bali) - Pemerintah menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik
pada 2018 menjadi 77.748 MW atau meningkat 58 persen (28.658 MW)
dibanding posisi akhir 2013 sebesar 49.090 MW.
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman di Jakarta, Rabu,
mengatakan kapasitas terpasang pembangkit sampai Maret 2014 tercatat
49.630 MW.
"Atau, meningkat sebesar 540 MW dibandingkan akhir 2013. Pada 2018
diproyeksikan kapasitas pembangkit menjadi 77.748 MW," ujarnya.
Menurut dia, pada 2014, kapasitas terpasang pembangkit ditargetkan
meningkat menjadi 52.876 MW, lalu 2015 sebesar 55.714 MW, 2016 menjadi
61.121 MW, dan 2018 sebesar 77.748 MW.
Sementara pada akhir 2013, konsumsi listrik tercatat 188 tera Watt hour (TWh) dan pada 2014 diproyeksikan menjadi 208 TWh.
Selanjutnya, pada 2015 diperkirakan konsumsi listrik naik menjadi
226 TWh, 2016 246 TWh, 2017 266 TWh, dan 2018 menjadi 287 TWh.
Jarman mengatakan, dari kapasitas 49.090 MW pada 2013, porsi PLN
adalah 35.236 MW dan di luar PLN 13.854 MW. Sementara di 2018, porsi PLN
diperkirakan 46.179 MW dan non-PLN 31.569 MW.
Menurut dia, pada 2018, tambahan kapasitas pembangkit yang dibutuhkan mencapai 10.627 MW.
Namun, dari kebutuhan itu, tambahan pembangkit yang sudah bisa
dipastikan berasal dari PLN 1.234 MW dan IPP 6.838 MW. Sedangkan,
sisanya sebesar 2.555 MW atau 24 persennya belum ditetapkan pengembang
maupun sumber pendanaannya.(WDY)
Kapasitas Pembangkit Listrik 2018 Ditargetkan 77.748 MW
Rabu, 30 April 2014 16:31 WIB