Mangupura (Antara Bali) - Sebanyak 17 titik daerah rawan banjir di Kecamatan Kuta Selatan yang menjadi prioritas penanganan Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung.
"Sebagian besar daerah rawan banjir ada di kawasan perkotaan dan daerah kunjungan wisatawan sehingga perlu mendapat penanganan serius untuk menekan korban jiwa dan barang di daerah itu," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Badung Ida Bagus Surya Suamba di Mangupura, Kamis.
Menurut dia, ada beberapa penyebab banjir yang terjadi di daerah perkotaan itu, yaitu karena kondisi geografi dan tepografi, geometri alur sungai, curah hujan, dan pasang surut air laut.
Untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya melakukan penanganan drainase perkotaan melalui penanganan secara makro yang berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum untuk melakukan beberapa penanganan diantaranya, pembangunan sedotan di Tukad Bualu menuju ke tengah rawa di Jalan Pratama Nusa Dua pada tahun 2012.
Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban saluran yang menuju perumahan di sekitar Jalan Siligita, Komplek Tragis Nusa Dua dan sekitarnya.
Selanjutnya penanganan secara mikro dengan melakukan normalisasi muara saluran drainase diantaranya, pembuatan saluran pembuangan menuju ke tengah rawa dan pemasangan bambu di hilir Tukad Bualu.
Sementara itu, penanganan akibat tingginya endapan dan sampah yaitu dengan penggalian waled dan pembersihan alur sungai secara rutin.
Dengan penanganan yang dilakukan Pemkab Badung dan pemerintah pusat selama ini sudah membuahkan hasil yang memuaskan terbukti genangan banjir yang sering terjadi di beberapa titik padat penduduk tersebut sudah bisa tertangani dalam hitungan detik.
"Namun, saya akan terus melakukan inovasi sehingga permasalahan banjir tidak menjadi bumerang di Kabupaten Badung," ujarnya. (WDY)
17 Titik Lokasi Rawan Banjir di Kuta
Kamis, 24 April 2014 20:40 WIB