Jakarta (Antara Bali) - Sekretaris Jenderal Asosiasi Riset Opini Publik
Indonesia (AROPI), Umar S. Bakry memprediksi, partai-partai berbasis
massa Islam akan lebih memilih berkoalisi dengan Partai Gerindra
daripada dengan PDI Perjuangan maupun Partai Golkar.
"Ada tiga faktor yang membuat peluang Partai Gerindra lebih didukung
partai-partai Islam daripada dua poros koalisi lainnya," kata Umar S.
Bakry, di Jakarta, Minggu.
Ia menjelaskan faktor pertama, secara
ideologis "platform" Partai Gerindra lebih bisa diterima bahkan didukung
oleh partai-partai Islam.
Partai Gerindra menurut dia yang menonjolkan nasionalisme dan anti
dominasi asing lebih "nyetel" dengan aspirasi sebagian besar konstituen
partai-partai berbasis massa Islam.
"Kedua, secara historis tidak pernah ada friksi antara partai-partai
berbasis massa Islam dengan Prabowo Subianto maupun dengan Partai
Gerindra.
Hal itu menurut dia terlihat saat Prabowo masih aktif di dinas
kemiliteran yang dikenal sebagai sosok perwira selalu membela
kepentingan ormas-ormas Islam yang dimarjinalkan rezim Orde Baru.
Faktor ketiga menurut Umar, sikap PDI Perjuangan yang katanya tidak
menghendaki koalisi transaksional secara tidak langsung menguntungkan
posisi Partai Gerindra.
"Prabowo akan menjadi alternatif bagi partai-partai yang kecewa terhadap sikap Jokowi dan PDI Perjuangan," ujarnya.
Umar menjelaskan apabila PKS tidak terjebak sikap pragmatisme dan
konsisten dengan isu-isu nasional yang mereka perjuangkan selama ini,
hampir pasti partai itu akan berkoalisi mendukung Prabowo.
Menurut dia, secara "platform" dan ideologis, banyak persamaan antara PKS dengan Partai Gerindra.
"Sedangkan PAN juga sangat besar kemungkinannya berkoalisi dengan
Partai Gerindra jika benar Prabowo memilih Hatta Rajasa sebagai (bakal)
cawapresnya," katanya.
Selain itu dia mengatakan dari empat partai Islam yang kemungkinan
lolos Parlementary Treshold (PT) sepertinya hanya PKB yang tidak akan
berkoalisi dengan Partai Gerindra.
Menurut dia, ada dua penyebab utama mengapa peluang PKB bergabung dengan Partai Gerindra sangat kecil.
"Pertama, secara psikologis keberadaan Yenny Wahid di belakang
Prabowo Subianto akan menjadi penghambat bergabungnya PKB dengan Partai
Gerindra," ujarnya.
Penyebab kedua menurut Umar, PKB pasti mengsyaratkan posisi cawapres
jika ditawari koalisi dengan Partai Gerindra. Hal itu menurut dia
karena PKB merasa menjadi partai terbesar di kalangan partai-partai
berbasis massa Islam.
"Tuntutan itu belum tentu dikabulkan Prabowo," tegasnya.(WDY)
Pengamat Prediksi Parpol Islam-Gerindra Berkoalisi
Minggu, 20 April 2014 20:26 WIB