Denpasar (Antara Bali) - Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali, Dr. Gusti Ngurah Sudiana mengingatkan agar rencana pembangunan bandar udara baru di Kabupaten Buleleng jangan menggusur pura yang sudah ada.
"Kami mendukung pembangunan bandara baru itu karena berdampak positif untuk pemerataan pembangunan dan perekonomian masyarakat Bali, tetapi jangan sampai ada penggusuran pura, desa adat dan kuburan," katanya di Denpasar, Minggu.
Pihaknya menyadari pertumbuhan ekonomi di Pulau Dewata mengalami ketimpangan antara kawasan Bali utara dengan selatan, sehingga diperlukan pembangunan bandara baru.
"Turis selama ini hanya menumpuk di kawasan Bali selatan, dengan ada bandara di Buleleng, diharapkan akan terjadi persebaran pariwisata, pertumbuhan ekonomi yang dapat menguntungkan masyarakat di sana," ujarnya.
Namun, tambah Sudiana, tolong tidak ada penggusuran terhadap pura dan peninggalan adat budaya yang sudah ada. Selain itu, jangan sampai masyarakat di sekitar bandara hanya menjadi penonton.
"Bukan hanya masyarakat Buleleng, tetapi masyarakat Bali secara keseluruhan tidak boleh menjadi penonton terhadap proyek prestisius itu," katanya.
Harapannya, masyarakat Bali agar ikut serta memiliki saham dalam bandara tersebut sehingga pengelolaannya dapat pula disesuaikan dengan berbagai upaya menjaga kelestarian tanah, adat dan budaya setempat.
"Sedangkan jika bandara itu akan dibangun di atas laut, sangat perlu dipertimbangkan keberadaan Pura Segara yang biasanya sudah ada di sekitar pantai," ujar Sudiana.
Hingga saat ini, Pemprov Bali belum merekomendasikan lokasi pembangunan bandara baru di Kabupaten Buleleng. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menargetkan lokasi pembangunan bandara itu sudah dapat ditentukan dalam beberapa pekan ke depan.
Sudah ada dua perusahaan yang mempresentasikan terkait rencana pembangunan bandara tersebut yakni PT Pembangunan Bali Mandiri yang mengemukakan lokasi terbaik pembangunan bandara Buleleng di kawasan Kubutambahan.
Berdasarkan hasil uji kelayakan yang dilakukan, ada lima alternatif lokasi di Kubutambahan yang cocok dijadikan bandara, ada yang sepenuhnya dibangun di daratan, dan ada pula rencana memadukan pembangunan bandara di darat dengan di laut.
Sedangkan salah satu konsultan bandara dari Kanada yang berbendera Airport Kinesis Consulting (AKC) telah mempresentasikan rencana mereka untuk membangun bandara sepenuhnya di atas laut dengan luasan 600 hektare, tepatnya di perairan Tanjung Bungkulan, Kubutambahan, Buleleng.
Hanya saja, AKC belum pernah mensurvei langsung ke lokasi. Idealnya untuk pembangunan bandara atas laut yang akan direklamasi dengan kedalaman 15-20 meter. Namun Kadis Perhubungan Infokom Bali, Ketut Artika menyebutkan kedalaman laut di sana hingga 800 meter.
Investor dari Singapura dan Jepang dalam waktu dekat juga berencana bertemu Gubernur Bali karena mereka tertarik untuk membangun bandara di Buleleng. (WDY)
Pembangunan Bandara Baru Jangan Gusur Pura
Minggu, 13 April 2014 15:42 WIB