Denpasar (Antara Bali) - Indonesia menunjukkan peningkatan dalam kualitas pengobatan pasien Tuberculosis (TB) yang konsisten di atas 90 persen selama periode 2013-2014.
"Memperingati hari TB sedunia yang berlangsung setiap 24 Maret, dimana Indonesia pada periode ini berhasilan dalam program pengobatan penyakit TB," kata Kepala Dinkes Bali dr. Ketut Suarjaya di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan program pengendalian TB di Indonesia telah menunjukan angka penurunan prevalensi penyakit tersebut sehingga diharapkan dapat terus ditingkatkan secara optimal.
"Angka notifikasi kasus TB menunjukkan adanya peningkatan meskipun belum maksimal," ujarnya dalam upacara memperingati hari TB sedunia di Dinkes Bali.
Ketut Suarjaya menjelaskan bahwa tujuan dan target pengendalian TB tersebut menjadi salah satu indikator utama keberhasilan program Percepatan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) mencapai sasaran kepada masyarakat yang sehat dan berkeadilan.
"Target tersebut untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB sehingga menjadi setengahnya pada tahun 2015," ujarnya.
Ia mengakui Indonesia menduduki peringkat empat besar dari 22 negara di dunia yang mempunyai beban TB dan peringkat kedelapan negara yang penduduknya menderita penyakit TB MDR (Multi Drug Resistant) atau penyakit TB yang resistensi terhadap pengobatan.
Untuk menyusun strategi pasca tahun 2015, pihaknya melakukan terobosan untuk pengendalian TB tersebut dengan meningkatkan kualitas diagnosis dan pengobatan.
"Terobosan yang telah dilakukan melalui pendekatan kepada semua pihak atau PPM untuk pelayanan TB dengan melibatkan sektor pemerintahan dan swasta," ujarnya.
Selain itu, pihaknya sudah melakukan pengembangan pelayanan pasien TB MDR, penggunaan diagnosa cepat atau "rapid diagnostik", penguatan peran pasien dalam pengendalian TB.
Ia mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan banyak hal. Namun, permasalahan baru akan terus ada dan harus diwaspadai. "Jika hal itu dilewatkan permasalahan TB akan kembali meningkat dan akan sulit dikendalikan," ujarnya.
Ketut Suarjaya menjelaskan bahwa hal yang perlu diwaspadai dalam permasalahan tersebut yakni adanya penyakit TB akan menghambat pencapaian target MDGs.
"Untuk mewujudkan Indonesia Bebas TB diharapkan adanya komitmen dari seluruh komponen masyarakat dan pemerintah menangani bahaya TB tersebut," ujarnya. (WDY)