Denpasar (Antara Bali) - Perajin Bali tetap berkreasi menciptakan aneka barang bernilai seni dan unik dengan rancangan yang disesuaikan dengan budaya lokal untuk pasar ekspor terutama memenuhi permintaan konsumen Amerika Serikat (AS).
"Aneka kerajinan berbahan baku kelopak bunga kelapa yang sudah kering, pinggirannya diisi hiasan ukiran perak supaya kelihatan antik dan unik diminati konsumen AS," kata Pengusaha Kerajinan Perak asal Gianyar, Wayan Widanta Senin.
Kreasi yang dibuat perajin belakangan ini berupa binatang seperti Naga, ikan arwana dan berbagai jenis lainnya dari bahan baku kerang dipadukan dengan ukiran dari perak, begitu pula naga yang dibuat dari tembaga dilapisi perak.
Wayan Widanta yang mempekerjakan sekitar 20 perajin dari berbagai keahlian di bengkel kerjanya di Gianyar memproduksi mata dagangan bernilai seni dengan rancang bangun sesuai perkembangan zaman yang berisi muatan lokal.
Berbagai jenis binatang berbahan baku kerang yang diisikan hiasan emas berukirkan Bali, memiliki ciri khas tersendiri sehingga banyak dipesan konsumen luar negeri, selain dari AS juga dari Australia, dan sejumlah konsumen dari kawasan Eropa.
Pasar perhiasan perak menjangkau sekitar 61 negara di belahan dunia, pembeli dari Amerika kini semakin berkembang, tutur Wayan Widanta sambil menunjukkan desain berbagai jenis kerajinan berbahan baku kerang yang dipadukan dengan perak, mampu menguasai pasar luar negeri.
Harga perak yang dapat dipantau secara internasional sehingga tidak terlalu masalah karena produsen dengan konsumen sama-sama mengetahui atas perkembangan harga pasar, sehingga tidak terlalu bermasalah menetapkan harga jual.
"Kita di Bali hanya mampu menjual desain ditambah ongkos kerja," kata pengusaha kreatif saat ditanyakan tentang harga perhiasan baik yang dijual di toko maupun yang dikirim ke luar negeri.
Perdagangan ekspor akan aneka barang perhiasan dan permata produksi Bali memang cukup stabil, sehingga setiap bulannya ada saja yang dikirim ke pasar luar negeri guna memenuhi permintaan konsumen fanatiknya.
Berdasarkan catatan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, nilai ekspor perhiasan dan permata Bali selama Juli-Desember 2013 sekitar 9,5 juta dolar AS hampir 60 persen atau seharga 5, 3 juta dolar dikumpulkan dari konsumen Amerika Serikat.
Konsumen kawasan Negara Eropa dalam enam bulan terakhir ini membeli seharga 2,1 juta dolar di antaranya asal Jerman senilai 785.500 dolar menyusul Inggris 630.000 dolar, Italia 530.000 dolar dan Belanda 520.000 dolar sementara Australia seharga 672.000 dolar. (WRA)