Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia (BI) berupaya mempersempit ruang gerak peredaran uang palsu di daerah Pulau Dewata dengan melakukan sosialisasi secara berkelanjutan tentang ciri-ciri keaslian nilai uang rupiah kepada masyarakat.
"Upaya tersebut membuahkan hasil dengan berkurangnya peredaran uang kertas palsu di masyarakat terakhir ini," kata Deputi Direktur Perwakilan BI Wilayah III Suarpika Bimantoro di Denpasar, Kamis.
Penemuan uang kertas palsu di Bali selama triwulan III-2013 (Juli-September) sebanyak 887 lembar, berkurang sebesar 27,06 persen jika dibandingkan temuan triwulan sebelumnya yang mencapai 1.216 lembar.
Persentase terbesar dari uang palsu yang ditemukan adalah uang pecahan besar yaitu Rp 100.000, - (93,12 persen), kemudian diikuti pecahan Rp 50.000,- (6,31 persen). Sementara itu, uang palsu untuk jenis pecahan kecil relatif jarang ditemukan.
Untuk meminimalkan peredaran uang palsu di Bali, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III terus berupaya memberikan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat umum.
Disamping itu pertumbuhan ekonomi dan meningkatnya geliat perekonomian domestik mendorong peningkatan kebutuhan terhadap transaksi non tunai dan hal itu salah satu mengurangi peredaran uang palsu.
Ia menyebutkan, Bank Indonesia terkait dengan sistem pembayaran non tunai dalam rangka menciptakan sistem pembayaran yang efektif, efisien, aman, dan handal, oleh sebab itu perl;u terus penyempurnaannya.
Bank Indonesia secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan terhadap sistem pembayaran non tunai baik melalui kliring sehingga mempersempit ruang gerak peredaran uang kertas palsu di daerah ini. (WRA)
Temuan Uang Kertas Palsu di Bali Berkurang
Kamis, 16 Januari 2014 19:36 WIB