Kuta (Antara Bali) - Ketua DRR Marzuki Alie berjanji akan terus mengawal Konferensi Tingkat Menteri Organisasi Perdangan Dunia (WTO) pada 3--6 Desember 2013 di Nusa Dua, Bali.
"Saya akan terus mengawal pertemuan tersebut sekaligus memperjuangkan aspirasi masyarakat yang berkembang untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya saat pembukaan Konferensi Parlemen WTO di Kuta, Kabupaten Badung, Senin.
Aspirasi yang berkembang saat ini terkait dinamika dan tantangan dari beragam kerangka kerja sama dan perjanjian perdagangan bebas, baik di bilateral, regional, maupun multilateral.
Pihaknya mempertanyakan manfaat perdagangan bebas tersebut. "Apakah perdagangan bebas mampu menciptakan kemakmuran dan menghapus kemiskinan, mengakomodasi aspirasi dan kepentingan negara-negara berkembang dan negara-negara mikin (LDCs), serta akan mampu mendistribusikan aset secara efektif dan memadai kepada kelompok-kelompok marginal yang tidak berada dalam arus utama pembangunan?" ujarnya.
Selain itu, dia juga mempertanyakan, apakah perdagangan bebas dapat berjalan selaras dengan semangat nasionalisme negara anggota WTO dan semangat keberpihakan pembangunan bekelanjutan atas berbagai isu dan peristiwa yang terjadi di berbagai belahan bumi.
Oleh karena itu, para wakil rakyat di masing-masing negara sepatutnya mengambil peran dan merespons pernyataan-pernyataan besar guna memperkokoh kepercayaan masyarakat internasional terhadap WTO.
"Kami optimistis konvergensi isu perdagangan bebas global dengan berbagai isu lain sehingga muncul bergam kritik dan penguatan, merupakan sesuatu yang alamiah dalam perspektif kepentingan bangsa-bangsa di dunia," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa perdagangan hanya alat dan cara untuk mewujudkan tujuan yang lebih penting yang dimiliki oleh bangsa manapun, seperti tujuan perwujudan kesejahteraan rakyat dan pencerdasan kehidupan bangsa. (WRA)