Denpasar (Antara Bali) - Sebanyak 20 orang penyandang tuna netra di Denpasar dilatih pijat sotaiho khas Jepang untuk menambah pengetahuan mereka tentang perkembangan teknik memijat dan melatih kemandirian.
"Kami menyadari dunia pemijatan terus berkembang seiring dengan kemajuan iptek di bidang kesehatan. Oleh karena itu penyandang tuna netra yang sehari-hari hidupnya tergantung pada usaha pijat dituntut mengikuti perkembangan. Itulah yang kami coba fasilitasi," kata Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena, di Denpasar, Kamis.
Pelatihan pijat tersebut berlangsung selama tiga hari (12-14 September 2013) bertempat di Kelompok Usaha Bersama (Kube) Abdi Karya di Jalan Serma Mendra, Denpasar. Sedangkan instrukturnya didatangkan dari Yayasan Matmya, Kediri, Tabanan yang merupakan kumpulan orang-orang Jepang.
"Setiap ada ilmu pijat baru, pasti kami berikan pelatihan kepada mereka penyandang tuna netra supaya tidak ketinggalan pengetahuan. Apalagi mereka juga banyak yang bekerja di hotel memberikan pelayanan pemijatan," kata mantan Kabag Humas Denpasar itu.
Ia mengemukakan sebelumnya Pemerintah Kota Denpasar juga telah memfasilitasi pelatihan pijat zsiatsu, pijat akupresur dan pijat spot."Kami sengaja memberikan pelatihan ini sebagai bentuk perhatian pemerintah untuk pemberdayaan mereka dengan harapan mereka menjadi semakin mandiri secara ekonomi," ujarnya.
Setelah pelatihan selesai, pihaknya juga berencana mengajak para penyandang disabilitas itu beserta keluarganya untuk mengunjungi Pura Bangun Tapan Karang Pandang di Yogyakarta.
Di sisi lain, ucap dia, Pemerintah Kota Denpasar sebelumnya tidak hanya memberikan pelatihan pemijatan, tetapi juga memberikan fasilitas bagi penyandang disabilitas itu untuk membuka gerai pijat pada Hut Kota Denpasar dan ajang Denpasar Festival.
"Pemkot Denpasar pun memberikan bantuan sarana dan prasarana pijat melalui enam Kelompok Usaha Bersama (Kube) yang di dalamnya dilengkapi koperasi. Dengan adanya koperasi diharapkan dapat meringankan beban ekonomi keluarga mereka seperti untuk biaya sekolah, kesehatan serta upacara adat," katanya.
Menurut dia, sejauh ini perkembangan Kube cukup bagus dan modalnya terus bertambah serta sudah dilakukan lomba diantara Kube untuk lebih memotivasi mereka.
Sementara itu, Made Kandra salah satu peserta yang sudah 15 tahun memijat di hotel mengaku pijat sotaiho itu sekarang sedang menjadi trend, khususnya diminati wisatawan Jepang karena bermanfaat untuk penyembuhan. Di Denpasar hingga saat ini jumlah penyandang tuna netra sekitar 175 orang. (LHS)
Penyandang Tuna Netra Denpasar Dilatih Pijat Sotaiho
Kamis, 12 September 2013 18:02 WIB