Denpasar (Antara Bali) - Subsektor hortikultura (NTP-H) dalam pembentukan nilai tukar petani (NTP) Bali menurun sebesar 1,61 persen dari 152,55 persen pada Juli menjadi 150,09 persen pada Agustus 2013.
"Kondisi tersebut akibat menurunnya indeks yang diterima petani sebesar 1,25 persen dan indeks yang dibayar petani meningkat 0,37 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Minggu.
Menurunnya indeks yang diterima petani, menurut dia, didorong oleh berkurangnya indeks harga kelompok sayur-mayur sebesar 0,88 persen, antara lain akibat turunnya harga komoditas bawang putih -7,06 persen cabe rawit 3,44 persen dan kol (kubis) -3,10 persen.
Sejalan dengan hal itu kelompok buah-buahan juga menurun sebesar 1,29 persen akibat menurunnya harga komoditas jeruk -3,23 persen dan salak -2,17 persen.
Kenaikan indeks yang dibayar petani, kata Gede Suarsa, disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,40 persen.
Subsektor hortikultura merupakan salah satu dari lima komponen pembentukan NTP yang andilnya mengalami penurunan. Empat komponen lainnya yang andilnya meningkat, yakni subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, dan perikanan.
NTP Bali pada bulan Agustus 2013 sebesar 106,66 persen meningkat 0,02 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 106,64 persen.
Kondisi itu menunjukkan posisi daya tukar petani Bali masih berada di atas rata-rata NTP nasional yang tercatat 104,32 persen pada bulan yang sama, ujar Gede Suarsa.
Hortikultura Bentuk NTP Bali Turun 2,56 Persen
Minggu, 8 September 2013 12:03 WIB