Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menanggung biaya perawatan pasien gizi buruk Wayan Kebyar (5) asal Banjar Nusu Sukadana, Kabupaten Karangasem, di RSUD Wangaya, Denpasar.
"Tadinya hanya kurang koordinasi saja karena program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) membiayai kesehatan bagi masyarakat Bali, terutama bagi warga yang kurang mampu," kata Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, untuk masalah kekurangan gizi bagi bayi di bawah umur lima tahun juga ditangani Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Badan Pemberdayaan Perempuan, dan Tim Penggerak PKK.
Untuk itu kasus yang menimpa Wayan Kebyar yang hidup sebatang kara karena kedua orang tuanya meninggal akan mendapat perhatian secara baik.
Balita yang malang itu sejak umur 19 bulan hanya dirawat oleh neneknya, Ni Wayan Sadri (80), karena kedua orangtuanya meninggal karena sakit.
Kondisi ekonomi neneknya yang sudah renta dan miskin itu mengakibatkan Wayan Kebyar akhirnya kekurangan asupan makanan hingga didiagnosa mengalami gizi buruk.
"Kebetulan saya pulang kampung mau jenguk mertua. Saya lihat keadaan Kebyar cukup memprihatinkan. Kurus sekali, hanya tulang berbalut kulit. Untuk berdiri saja tidak bisa. Kakinya bergetar kalau dipaksa berdiri. Akhirnya saya minta mertua untuk membawa ke Denpasar. Biaya pengobatan saya yang urus," tutur Putu Aryasih (25), bibi Kebyar.
Ni Wayan Sadri akhirnya membawa cucunya berobat ke Denpasar dengan menumpang kendaraan umum dengan bekal yang minim.
Wayan Kebyar yang ditunggu neneknya kini menjalani rawat inap di Ruang Kaswari, RS Wangaya Denpasar akibat kondisinya sangat lemah.
Seperti diungkapkan bibinya, Kebyar memang tampak kecil dan kurus untuk usianya yang kini lima tahun. Selang infus terpasang di hidungnya, dan kakinya penuh dengan bekas luka.
Aryasih yang tinggal di kawasan Tohpati, Denpasar, itu menambahkan selama tiga tahun terakhir, Kebyar hanya diasuh oleh neneknya karena kedua orangtuanya meninggal.
Ayah Kebyar, Ketut Diarta, meninggal karena infeksi paru di RS Karangasem, menyusul 42 hari kemudian ibunya, Ni Wayan Soma meninggal.
Ni Wayan Sadri, nenek bayi malang itu untuk menyambung hidupnya sehari-hari dengan menanam jagung untuk dijual. Hasilnya dipakai untuk makan mereka berdua. Karena hidup seadanya dan asupan gizi yang kurang mengakibatkan cucunya jatuh sakit.
"Saat sakit ini Wayan Kebyar hanya dirawat oleh neneknya saja, karena tinggalnya jauh dari kerabat maupun tetangga lainnya," jelas Aryasih. (M038)
(T.I006/B/M038/M038) 05-09-2013 16:10:08