Negara (Antara Bali) - Gusti Putu Aryana (35), KK miskin yang menderita kebutaan asal Desa Yehembang, Kabupaten Jembrana luput dari pendataan penerima BLSM maupun beras miskin, sementara ia sudah tidak mampu bekerja.
"Sekarang saya menumpang orang tua bersama anak yang masih berusia 1,5 tahun. Isteri saya sejak empat bulan lalu merantau ke Sumatera," kata Aryana saat ditemui, Selasa.
Kondisi Aryana bersama keluarganya sangat memprihatinkan, karena I Gusti Putu Subagia, bapaknya hanya bekerja sebagai tukang ojek dengan penghasilan rata-rata Rp15 ribu setiap hari.
"Selain anak saya yang buta ini, saya juga masih memiliki tanggungan lima anggota keluarga lainnya," kata Subagia yang mendampingi Aryana.
Untuk tempat tinggal, mereka berdesak-desakan di rumah ukuran 6x4 meter berlantai tanah, dengan atap yang sudah keropos dan rawan roboh setiap saat.
"Meskipun bisa dilihat kalau kami miskin, sejak dulu tidak pernah mendapatkan bantuan beras miskin, apalagi BLSM. Untuk bantuan bedah rumah, juga hanya disurvey tanpa ada realisasi hingga sekarang," ujar Subagia.(GBI)