Denpasar (Antara Bali) - Kalangan akademisi meragukan efektivitas pemberian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai bentuk kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena dinilai tidak tepat sasaran penerimanya.
"Kami meragukan karena kompensasi yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin justru diduga banyak dinikmati masyarakat menengah ke atas," kata Sekretaris Umum Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Bali Prof Ida Bagus Raka Suardana di Denpasar, Selasa.
Menurut dia, banyak kelemahan yang terjadi dalam penyaluran BLSM di lapangan, seperti tidak tepat sarasan, karena yang seharusnya menerima tidak memperolehnya.
Selain itu ada sebagian penerima BLSM yang menyalahgunakan bantuan tersebut bukan untuk membeli sembilan bahan pokok namun untuk keperluan lainnya.
Sementara itu Kepala Area Retail dan Properti PT Pos Indonesia Area VIII Bali Nusra, Made Wirya, mengatakan, pihaknya tidak mengetahui mekanisme pemilihan rumah tangga sasaran (RTS) yang menjadi penerima BLSM. "Tugas kami hanya menyalurkannya saja, terkait data penerima itu sudah langsung diberikan pemerintah," ucapnya. (IGT)